3. Mengundang Kritikan dan Cyberbullying
Ketika kamu terlalu sering membagikan tentang kehidupan pribadimu, orang lain dapat lebih bebas untuk mengomentari atau mengkritik yang kamu buat. Ini dapat berujung pada perasaan yang kurang nyaman, stres, atau bahkan membuat kita depresi, terutama jika menjadi sasaran cyberbullying atau komentar negatif yang menyakitkan.
4. Pengaruh pada Hubungan Pribadi
Oversharing tidak hanya berisiko terhadap privasi kamu, tetapi juga dapat merusak hubungan dengan orang lain. Terkadang, informasi yang dianggap biasa-bisa saja terasa sangat pribadi bagi orang yang kamu sebutkan di dalam postinganmu. Jika orang lain merasa ha yang tidak nyaman atau terekspos, itu bisa menyebabkan konflik didalam hubungan persahabatan atau bahkan hubungan keluarga.
BACA JUGA:Israel Akui Kalah Telak oleh Palestina di Medsos
BACA JUGA:Sekda Provinsi Bengkulu Buka Bimtek Jurnalistik dan Medsos Mitra Pembanguan Provinsi Bengkulu
5. Penyebaran Informasi yang Tidak Akurat
Banyak orang yang terkadang berbagi informasi yang tidak sepenuhnya benar atau bahkan bisa saja menyesatkan. Ini dapat membuat reputasi kamu jadi terancam, apalagi jika informasi tersebut viral dan tersebar luas. Di era disinformasi, oversharing tanpa adanya memverifikasi kebenaran informasi dapat berbahaya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
6. Kesulitan dalam Mengontrol Jejak Digital
Apakah sesuatu yang kamu bagikan di media sosial itu bisa bertahan selamanya, meski kamu sudah menghapusnya. Jejak digital ini bisa muncul kembali di masa depan, dan bisa memengaruhi peluang kerja atau bahkan pengaruh sosial. Banyak perusahaan atau pihak lain yang memeriksa akun media sosial seseorang sebelum membuat keputusan yang penting. Informasi yang kamu bagikan di masa lalu bisa mempengaruhi cara orang menilai kamu.
BACA JUGA:Penyuluh Agama Islam Diminta Aktif Berdakwah di Medsos