70% Penderita Covid Cuma Batuk dan Demam

70% Penderita Covid Cuma Batuk dan Demam

BENGKULU, CE - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bengkulu menyebutkan 70 persen orang terjangkit positif Covid-19 hanya diawali batuk dan demam ringan. Karenanya, masyarakat yang mengalami gejala seperti itu jangan menganggap sepele karena bisa menularkan kepada orang lain. Sehingga harus patuh terhadap protokol kesehatan untuk memutus rantai virus tersebut.
"Dari data yang kami peroleh dari pusat bahwa hampir 70 persen kasus positif ini keluhannya minimal batuk dan demam. Sehingga masyarakat mengira itu bukan penyakit Covid-19," ungkap Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bengkulu, Jaduliwan.
Untuk membuktikan seseorang positif atau negatif Covid19, ia menjelaskan, tidak bisa hanya dengan praduga tetapi harus melalui tes. Dan, tes itu harus sesuai standar yang diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah pemeriksaan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Meski begitu tetap kita harus melakukan uji PCR," ujar Jaduliwan.
Ia menerangkan, proses inkubasi Covid-19 adalah 14 hari. Dan, untuk seseorang terkena Covid-19 belum tentu langsung menunjukkan gejala.
"Bisa saja terinfeksi hari ini gejala baru muncul nanti di hari ke-14, meskipun rata-rata kalau kita lihat data sekarang ini mungkin akan muncul di hari kelima atau keenam," jelasnya.
Jika gejala tidak muncul dalam 14 hari, lanjut Jaduliwan, orang tersebut bisa dikatakan memang tidak terinfeksi atau virus itu memang sudah tidak ada lagi di dalam tubuhnya. Oleh sebab itu, tes terhadap masyarakat, baik yang mengalami gejala terkena Covid-19 maupun yang tidak, sangat penting. Sebab, hasil tes berguna untuk pemerintah menindaklanjutinya untuk menanganinya sekaligus mencegah penularan Covid-19.
"Makanya kita harap masyarakat yang memiliki gejala harus melakukan tes," tutur Jaduliwan.
Sebagaimana arahan Gubernur Bengkulu, tes Covid-19 harus dilakukan secara masif. Namun ditekankannya, pemeriksaan itu didasarkan pada pelacakan kontak dekat dengan yang terkonfirmasi positif jadi bukan sekadar bersifat massal saja.
"Semua kasus yang dicurigai dari contact tracing pelacakan kontak yang kontak dekat dengan terkonfirmasi yang sudah dipastikan harus dilakukan tes dalam cara mencari dan mengisolasi agar tidak menjadi sumber penularan di komunitasnya," ujarnya.
Jaduliwan mengingatkan, masyarakat agar terus mematuhi protokol kesehatan. Sebab hidup sehat sangat penting agar bisa hidup produktif. Misalnya, seseorang menjadi kepala keluarga. Jika dia sakit, maka tidak bisa memberikan nafkah keluarganya. Padahal, memberikan nafkah merupakan kewajiban seseorang kepala keluarga.
"Jika ada yang memilih tidak mengikuti protokol kesehatan dan ternyata menjadi sakit itu menjadi wajar karena tidak patuh," katanya.
Ia jugatidak mau berandai-andai kapan pandemi Covid-19 bisa mereda di Bengkulu. Karena hal itu sama dengan tidak bisa berharap kebijakan pemerintah mendisiplinkan masyarakat jangan dianggap sebagai bentuk pengendalian tetapi sebagai sebuah kebutuhan.
"Pakai masker itu merupakan kebutuhan. Jangan pakai masker karena takut kena denda," pungkasnya. (CE2)

Sumber: