Lemea Sudah Hist Hingga ke Jepang
Mengunjungi Usaha Lemea Kekinian di Taba Mulan
BIASANYA lemea (makanan olahan bambu,red) hanya dibungkus menggunakan plastik dan dijajakan di warung-warung dan tidak bisa bertahan lama. Namun, ditangan kreatif Istianti Ida Laksana (46) pengusaha lemea yang beralamat di Taba Mulan Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang ini, mengubah lemea menjadi lebih terkenal dan dijajakan hingga ke negeri Sakura Jepang. Untuk pecinta lemea pasti penasaran kan dengan ceritanya. Berikut liputannya.
SARI APRIYANTI, KEPAHIANG
LEMEA merupakan makanan khas dari suku Rejang, dibuat dari tunas bambu muda yang diiris dan dicincang kasar dan dicampur dengan ikan tawar seperti ikan sepat, mujair maupun ikan-ikan kecil yang hidup diair tawar. Kemudian di endapkan melalui fermentasi kurang lebih 3 hari. Keunikan dari aroma lemea menjadikannya kuliner yang disukai berbagai kalangan dan bahkan disukai oleh masyarakat yang tidak bersuku bangsa Rejang sekali pun.
Dengan semakin berkembangnya zaman saat ini, para pelaku usaha tentunya sudah banyak melakukan perubahan salah satunya dengan mengemas ulang olahan Lemea.
Hal inilah yang membuat Instianti Ida Laksana merintis produk lemea ini ditahun 2014.
Yang mana kala itu ia bersama teman-temannya mengikuti pembinaan dari LIPI Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna (PPTTG).
Alasannya untuk mengangkat olahan asli Rejang adalah kecintaannya terhadap olahan yang telah ada sejak lama tersebut.
Produk ini telah diuji coba sebelum dipasarkan. Mulai dari ketahanannya, resepnya dan kebersihan produknya.
Lemea-lemea ini didatangkan langsung dari Lebong sehingga rasa khas nya tidak berubah. Kemudian diolah dan dimasak sendiri dengan tangan Istianti.
Bersambung … (Baca selengkapnya di Koran Harian Curup Ekspress edisi Kamis, 24 September 2020)
IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:
Sumber: