Prof. Widodo Mengajak Petani Pal Batu Memanfaatkan Limbah Dapur Berupa Sayur dan Buah untuk Produksi Pupuk Org

Prof. Widodo Mengajak Petani Pal Batu Memanfaatkan Limbah Dapur Berupa Sayur dan Buah untuk Produksi Pupuk Org

CURUPEKSPRESS.COM, REJANG LEBONG - Masyarakat dalam kehidupannya, makan merupakan kebutuhan utama. Selain nasi sebagai bahan pangan sumber karbohidrat, biasanya dilengkapi dengan sayur-sayuran dan buah-buahan.  Khusus dalam pemanfaatan sayur dan buah, biasanya menyisakan limbah/sampah, yaitu bagian sayuran dan buah-buahan yang tidak dapat dikonsumsi.

Bila sampah atau limbah sayuran dan buah-buahan tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbgai dampak kesehatan dan tidak sedap dipandang mata. Sementara keberadaan limbah dapur berupa sisa sayuran dan buah-buahan memiliki potensi yang sangat besar untuk memproduksi pupuk organik cair, magot dan kompos.

Pemanfaatan sampah organik selama ini lebih banyak berupa pupuk organik dalam bentuk padat, masyarakat jarang memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk organik cair.

Sementara  pupuk organik dalam bentuk cair memiliki kelebihan bila dibandingkan pupuk organik dalam bentuk padat. Pupuk organik cair lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur yang terdapat di dalamnya sudah terurai dan pengaplikasiannya lebih mudah. Terlebih lagi bila digabungkan dengan produksi magot.  Magot merupakan larva dari lalat Hermetia illucens atau Black Soldier Fly, dapat digunakan dsebagai sumber pakan ikan maupun unggas yang berkualitas, karena kandungan proteinnya yang tinggi.

Dipilihnya Desa Pal Batu sebagai objek pengabdian masyarakat oleh  Prof. Widodo dkk adalah karena Desa Pal Batu merupakan salah satu sentra produksi produk hortikultura di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong. Petani hortikultura di Desa Pal Batu sangat menyadari bahwa produktivitas tanaman yang diusahakan sangat tergantung dengan pupuk anorganik yang harganya semakin membebankan petani, sehingga pupuk organik padat dan pupuk organik cair (POC) yang dapat diproduksi sendiri diharapkan dapat membantu mengurangi kebutuhan jumlah pupuk anorganik yang harus diberikan untuk tanaman. 

Beberapa kelebihan penggunaan pupuk organik disdamping ramah lingkungan (tidak menimbulkan pencemaran terhadap air, tanah dan udara), dapat meningkatkan efisiensi penggunaan anorganik, sehingga dapat mengurangi jumlah penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan kualitas produk, baik buah maupun sayur-sayuran.

Filosofi Ember Tumpuk

Sesuai dengan sebutannya, dalam memproduksi POC, magot dan kompos dengan metode ember tumpuk, berarti proses produksinya menggunakan menggunakan 2 (dua) buah ember yang ditumpuk menjadi satu.  Ember yang di bawah berfungsi untu menampung lindi (cairan) dari limbah sayur dan buah yang telah terdekomposisi dan ember yang berada di bagian atas adalah untuk menampung limbah segar dan padat yang akan diurai oleh larva Hermetia illucens.  Ember yang digunakan dapat berupa ember bekas cat, ataupun ember baru.

Ember Bawah

Ember bagian bawah dipasang kran di bagian bawah ember, sekitar 5 cm di atas dasar. Tutup ember tidak dilepas,  melainkan dipotong dengan menyisakan  bagian tepinya saja, yang akan digunakan sebagai penyangga ember atas. Fungsi ember bawah sebagai penampung lindi atau cairan, yang kemudian akan diolah menjadi pupuk organik cair.

Ember Atas

Ember atas dipersiapkansiapkan dengan membuat lubang-lubang kecil (diameter 5 mm) sebanyak mungkin pada bagian bawah untuk pengatusan. Kemudian pada samping atas ember dibuat lubang yang lebih besar (diameter 5 mm) dibuat sebanyak empat sampai buah (diameter 10-15 mm), pada bagian samping atas ember di bawah tutup. Fungsi lubang kecil tersebut untuk mengatur sirkulasi udara dan tempat masuknya lalat  Hermetia illucens untuk meletakkan telurnya dan sekaligus tempat keluarnya lalat muda yang baru saja menetas. Jadi fungsi ember di atas adalah sebagai penampung sampah yang diolah disekomposisi oleh larva lalat Hermetia illucens.

Proses Pembuatan

Satu siklus Produksi POC, Magot dan Kompos memerlukan waktu 8 minggu.  Langkah pertama memasukkan limbah dapur, khusus limbah buah-buahan (kulit pisang, kulit nenas, kulit nangka yang sudah matang) sebanyak sekitar ΒΌ bagian ember, selanjutnya ditutup dan dibiarkan semala 2 minggu. Selama periode ini lalat Hermetia illucens akan masuk dan meletakkan dan menetaskan telurnya, sehingga larva atau magot sudah mulai tumbuh dan berkembang.

Setelah 2 minggu dan magot telah tumbuh dapat memasukkan limbah dapur lainnya termasuk sisa makanan (tidak hanya limbah buah), hingga ember bagian atas penuh. Setelah 8 minggu POC dapat dipanen dengan membuka kran pada bagian bawah. Disamping memanen POC juga memanen magot dengan cara memisahhkan dengan kompos. 

POC yang dihasilkan berwarna coklat, belum dapat digunakan secara langsung, tetapi dijemur di bawah terik matahari selama 3-4 hari di dalam botol yang tutupnya di longgarkan.  Setelah dijemur POC akan berubah warna menjadi hitam dan dapat digunakan pada tanaman dengan diencerkan dengan air hingga konsentrasi 20% bila disiramkan pada akar dan 10% bila diberikan sebagai pupuk daun. 

Magot yang dihasilkan dapat diberikan secara langsung sebagai pakan ikan ataupun unggas. Demikian pula pupuk kompos yang dihasilkan dapat langsung digunakan sebagai pupuk organik tanaman.

Tujuan kegiatan PPM

  1. Menumbuhkan budaya hidup bersih di lingkungan rumah tangga dengan menempatkan sampah (khusunya sampah dapur) pada tempat yang tertutup.
  2. Memanfaatkan sampah dapur menjadi produk yang benilai ekonomis, dengan menhasilkan pupuk organik cair, magot dan pupuk kompos.
  3. Menginisiasi praktek pertanian ramah lingkungan dengan menambahkan bahan organik untuk mewujudkan praktek pertanian berkelanjutan.
Tim PPM memberikan penjelasan tentang mekanisme kerja produksi pupuk cair, magot dan kompos dengan metode ember tumpuk.
Kegiatan PPM dibuka secara langsung oleh Bapak Kepala Desa Pal Batu.

Peserta PPM dengan tekun menyimak materi yang disampaikan Tim PPM

Umpan Balik

Masyarakat Desa Pal Batu mengharapkan Tim PPM dari Universitas Bengkulu dapat datang kembali dengan waktu kunjungan yang lebih lama, sehingga memberikan kesempatakan kepada masyarakat Pal Batu untuk menimba ilmu lebih banyak lagi, bukan hanya dalam hal produksi  Pupuk Cair, Magot dan Kompos, tetapi praktek pertanian kekinian agar dapat meningkatkan pendapatan petani, khususnya hortikultura.

Pada akhir kegiatan Tim PPM Universitas Bengkulu Menyerahkan Sertifikat sebagai tali kasih dengan masyarakat Desa Pal Batu, yang diterima oleh Bapak Kepala Desa Pal Batu.

Ingin Berlangganan Koran? Hubungi Whatsapp +628 2178 6396 51

IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:

Sumber: