Muhammadiyah Potong Kurban Bareng Pemerintah

Muhammadiyah Potong Kurban Bareng Pemerintah

Aziz/CE Aktivitas pembagian daging kurban di Masjid Al Jihad. --

REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Meskipun jamaah Muhammadiyah REJANG LEBONG sudah melaksanakan hari raya Idul Adha 1444 H lebih dahulu pada Rabu (28/6) lalu.

Sedangkan pemerintah pada kamis (29/6) kemarin. 

Akan tetapi seluruh pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Rejang Lebong memilih melaksanakan pemotongan hewan kurban pada Kamis (29/6) yang juga berbarengan dengan jadwal dari pemerintah.

Ketua PD Muhammadiyah Rejang Lebong,  Suprehaten SPd melalui wakil ketua Drs H Aprizaldi mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk menjunjung nilai toleransi bagi sesama.

"Untuk pemotongan hewan kurban kami laksanakan secara serentak pada Kami (29/6) kemarin, yang juga berbarengan dengan  jadwal pemotongan hewan kurban sesuai dengan jadwal pemerintah," ujar Aprizaldi.

BACA JUGA:

Dikatakan Aprizaldi bahwa pelaksanaan pemotongan hewan kurban tersebut dilaksanakan di 7 titik dari seluruh wilayah Kecamatan di kabupaten Rejang Lebong, adapun  yang menjadi lokasi pemotongan diantaranya yakni Masjid Al Jihad, Masjid Mujahidin, Ponpes Muhammadiyah, Masjid Nurul Huda, Masjid Al Muhsinin, Masjid Siti Walidah, Panti Asuhan Aisyiyah Air Sengak , SDUA THC.

"Untuk tahun ini ada sebanyak 13 ekor kerbau, 16 ekor sapi, dan 6 ekor kambing yang akan dikurbankan," jelas Aprizaldi.

Sementara itu, dalam lain kesempatan disampaikan juga oleh Kepala Pondok Pesantren Muhammadiyah Curup,  Rizkan Pramudana SPd mengatakan bahwasanya kegiatan pemotongan kurban tersebut, selain jamaah Muhammadiyah dalam kegiatan tersebut pihaknya juga melibatkan seluruh masyarakat yang berada di wilayah pondok pesantren yang dipimpinnya tersebut untuk menjadi peserta dalam kurban tersebut.

"Pada hari ini ( kemarin red) kami melaksanakan pemotongan hewan kurban tersebut sekitar pukul 8.30 yang mana seluruh jamaah yang lain sudah melaksanakan kegiatan sholat id, harapan kami meskipun kita berada dalam perbedaan penetapan hari raya akan tetapi tidak menjadikan suatu kekurangan dan kelemahan bagi kita semuanya bersatu, karena memang dalam ajaran agama Islam sendiri memang memungkinkan adanya perbedaan tersebut," pungkasnya. 

BACA JUGA:

Sumber: