Mutasi Kepsek, KP2 Minta Jangan Kangkangi Aturan

Mutasi Kepsek, KP2 Minta  Jangan Kangkangi Aturan

Dok Hammadi MPd. --

PENDIDIKAN,CURUPEKSPRESS.COM - Menyikapi isu mutasi Kepala Sekolah (kepsek) yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong.

Komunitas Peduli Pendidikan (KP2) Rejang Lebong mengharapkan jika memang benar-benar mutasi kepala sekolah tersebut dilaksanakan, maka harus sesuai dengan kompetensi dan mengacu kepada aturan yang berlaku.

Yakni sesuai dengan pasal 2 pada Permendikbud nomor 40 tahun 2021. Dimana menjelaskan persyaratan calon kepala sekolah harus guru yang memiliki sertifikat guru penggerak atau sertifikat calon kepala sekolah (cakep). Kecuali sesuai pasal 4 dalam hal jumlah guru yang memiliki sertifikat guru penggerak atau sertifikat cakep tidak mencukupi, maka pemerintah daerah dapat mengangkat kepala sekolah yang belum memiliki persyaratan tersebut diatas.

Demikian disampaikan Sekretaris Umum KP 2 Rejang Lebong, Hammadi MPd kepada CE. 

 

BACA JUGA:

Dirinya mengatakan bahwa permasalahan krusial yang sering kali muncul di dunia pendidikan adalah proses rekrutmen kepala sekolah yang sering menjadi rahasia umum di masyarakat, dan diduga sarat dengan kepentingan politik, apalagi menjelang tahun politik terkenal dengan istilah politisasi pendidikan bahkan kadang ada dugaan transaksional.

"Terlepas dari semua itu, masyarakat khususnya insan pendidikan sangat berharap agar mutasi kepala sekolah harus benar-benar sesuai dengan kompetensi dan mengacu kepada aturan yang ada pada Permendikbud nomor 40 tahun 2021," ujar Hammadi.

Dikatakan Hammadi bahwa pada kenyataannya sesuai data yang terhimpun KP2 bahwa di Kabupaten Rejang Lebong sendiri masih banyak guru yang telah memenuhi syarat belum diangkat jadi kepala sekolah.

Tapi sebaliknya banyak guru yang tidak memenuhi syarat malah diangkat jadi kepala sekolah. Hal tersebut tentunya akan berdampak luas pada kualitas penyelenggaraan pendidikan secara keseluruhan karena kepala sekolah adalah motor penggerak sekolah.

"KP2 sangat berharap kepada pemangku kebijakan untuk tidak melakukan politisasi pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah yang kita cintai ini dan jangan sampai mengangkangi aturan yang ada atau terjadi praktek jual beli jabatan dalam proses pengangkatan kepala sekolah, agar tercipta pendidikan yang berkualitas, berkeadilan, dan menyentuh semua lapisan masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa," terang Hammadi.

BACA JUGA:

Lebih jauh Hammadi mengatakan pihaknya akan membuka posko pengaduan bagi para pihak yang merasa dirugikan atau menemukan kejanggalan menjelang dan sesudah mutasi kepala sekolah yang direncanakan tersebut.

"kami akan membuka posko pengaduan bagi pihak yang merasa dirugikan dalam kegiatan mutasi tersebut, yang mana pengaduan tersebut harus berbasis data, berdasarkan fakta dengan didukung oleh bukti-bukti yang akurat, bukan fitnah atau tuduhan yang tidak berdasar," tegasnya. 

Sumber: