Danau Sentani: Legenda dan Budaya

Danau Sentani: Legenda dan Budaya

Indahnya Danau Sentani--

Danau yang berada di selatan kabupaten Jayapura ini memiliki luas 9.360 hektar dan kedalaman 70 meter di bawah permukaan laut. 

Wilayah danau yang merupakan satu kesatuan dengan cagar alam Pegunungan Cycloops ini memiliki panorama alam yang indah dan sarat akan nilai budaya.

 

Danau Sentani menjadi salah satu pariwisata unggulan yang dimiliki Papua. Danau dengan pemandangan yang memukau ini melingkupi 24 desa dengan berbagai kesenian serta budaya yang menarik bagi para wisatawan. 

Bahkan, menurut pendapat beberapa warga setempat, kerajinan tangan seperti lukisan kulit kayu, maupun lukisan batu termasuk hasil kesenian yang terbaik di seluruh bumi Papua.

BACA JUGA: Danau Ayamaru Keindahan Tersembunyi di Papua Barat

Tidak hanya budaya dan keseniannya, Danau Sentani juga terkenal akan kekayaan alamnya yang luar biasa.

Keanekaragaman hayati berupa Pohon Matoa, Pohon Pinang maupun Kayu Putih menjadi tanaman khas yang banyak dijumpai di sekitar danau.

 

Selain itu, berbagai jenis fauna darat dan air seperti kupu-kupu, Ikan Nila, Ikan Lohan, maupun Ikan Tawas, tersebar luas di sekitar perairan Danau Sentani. 

Bahkan, konon Ikan Hiu Gergaji air tawar yang dikabarkan sudah punah, pernah menjadi hewan khas Danau Sentani.

 

Kondisi pariwisata yang menarik ini tidak hanya berhenti sampai di kekayaan alam dan budaya. Berbagai keunggulan ini dibawa ke tingkat yang lebih lanjut oleh Pemerintah daerah melalui Festival Danau Sentani. 

Festival ini diadakan setahun sekali, biasanya pada pertengahan bulan Juni. Festival yang biasa diadakan di wilayah Kalkote, tepian danau Sentani ini menghadirkan berbagai budaya dan kesenian setempat.

Warga yang umumnya berprofesi sebagai nelayan, menjadikan ajang ini sebagai sarana promosi kebudayaan Sentani.

Sumber: