Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah, Wajib Anda Pahami
ILUSTRASI/NET.-Ilustrasi-
HEALTH,CURUPEKSPRESS.COM - Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satu masalah paling umum yang dihadapi banyak orang adalah masalah tekanan darah dan kekurangan zat besi.
Meski terdengar serupa, hipotensi dan anemia adalah dua penyakit berbeda dan memiliki efek berbeda pada tubuh kita. Mari kita lihat lebih dekat perbedaan keduanya.
Darah Rendah atau dalam istilah medis disebut hipotensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah seseorang berada di bawah batas normal. Orang dengan tekanan darah rendah mungkin mengalami gejala seperti pusing, lemas, dan bahkan kehilangan kesadaran pada kasus yang parah.
Hal ini terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan kekuatan yang cukup, atau ketika pembuluh darah melebar secara signifikan.
Sedangkan anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah atau rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Penderita anemia mungkin merasa lelah, lemah, dan sesak napas karena tubuhnya tidak mendapatkan cukup oksigen. Anemia dapat disebabkan oleh kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, atau masalah genetik.
BACA JUGA:
- Rahasia Panjang Umur: Donor Darah sebagai Kunci Kesehatan
- Inilah Mengapa Kurang Tidur Bikin Tekanan Darah Tinggi
Penyebab: Tekanan darah rendah terutama disebabkan oleh perubahan posisi tubuh mendadak, kehilangan darah karena cedera, atau efek samping obat. Namun anemia terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi atau vitamin B12 yang penting untuk produksi sel darah merah.
Tekanan darah rendah biasanya menyebabkan pusing dan kelelahan, sedangkan anemia dapat menimbulkan gejala seperti kulit pucat, sesak napas, dan detak jantung cepat.
BACA JUGA:
- 5 Tanda Saluran Darah Kamu Mulai Tersumbat , Berikut Cara Mengatasinya !!!
- Penyebab Darah Menstruasi Menggumpal
Tekanan darah rendah dapat diatasi dengan mengubah pola makan, memperbanyak asupan garam, atau memperbanyak asupan cairan.
Sebaliknya, anemia memerlukan perubahan pola makan untuk meningkatkan penyerapan zat besi dan vitamin B12, dan dalam kasus yang parah, dokter mungkin meresepkan suplemen nutrisi atau terapi transfusi darah. Penting untuk diingat bahwa kedua gejala tersebut serupa, namun memerlukan diagnosis yang tepat oleh dokter untuk mengetahui kondisi pasti dan rencana pengobatan yang tepat.
Jika muncul gejala mencurigakan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari kemungkinan komplikasi.
Sumber: