Kondisi Anak Ayu, Korban Pembacokan Suami di Kepahiang. Berikut Penjelasan DPPKBP3A!

 Kondisi Anak Ayu, Korban Pembacokan Suami di Kepahiang. Berikut Penjelasan DPPKBP3A!

ihak DPPKBP3A Kabupaten Kepahiang saat mengunjungi sekolah korban-NICKO/CE-

CURUPEKSPRESS.COM - Pasca ditinggal Ayu (42) korban yang meninggal akibat dibacok oleh MA (44) suaminya sendiri pada Minggu (22/10) kemarin. Bagaimanakah kondisi kedua anak korban yang masih terbilang kecil, apakah masih tertekan atau bagaimana nasib kedua anak korban tersebut. 

Berikut penjelasan dari pihak Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kepahiang.

 

Kabid Perlindungan Hak Perempuan dan PPA DPPKBP3A Kepahiang Yulaili menjelaskan, dari kasus yang menimpa korban, diketahui dia memiliki dua orang anak laki-laki. Bahkan keduanya masih dibawa umur, anak laki-laki yang paling tua sudah masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan yang bungsu masih balita. Karena nya dikatakan Yulaili, kedua anak korban sudah dilakukan pendampingan oleh pihaknya.

 

"Untuk anak bungsu korban juga sudah kami lakukan pendampingan dan diserahkan ke pihak keluarga korban. Karena anak bungsu korban masih balita belum mengerti apa-apa jadi tidak terlalu berdampak," ungkap Yulaili.

BACA JUGA:

Dijelaskan Yulaili, dari kedua anak korban, yang paling sangat terdampak dari kasus suami bunuh istri di Kepahiang ini adalah anak pertama korban. 

Karena setelah kejadian tersebut, kondisi mental anak korban terganggu. Sehingga pihaknya juga telah melakukan pendampingan untuk memulihkan kondisi mental anak korban. 

 

"Untuk anak korban, itu sudah kami bawa ke psikiater. Kemudian sudah dilakukan observasi oleh psikiater. Yang jelas akan dilakukan pengecekan secara bertahap," terangnya.

BACA JUGA:Ayu Meninggal Lantaran Tegur Suami Merokok di Kamar, Begini Ceritanya

Yulaili juga menjelaskan, dari kondisi anak korban saat ini, diketahui anak korban mengalami perasaan yang tertekan atas kejadian ini. Karena saat ditanya, anak korban kerap pingsan. Bahkan anak korban terlihat masih terbayang dengan korban, dan merasa tak menyakini peristiwa yang menewaskan ibunya itu terjadi. 

 

Sumber: