SMAN 5 Rejang Lebong Minim Siswa, Ini Kata Kepsek

 SMAN 5 Rejang Lebong Minim Siswa, Ini Kata Kepsek

Siswa SMAN 5 RL saat mengikuti KBM.-NICKO/CE-

PENDIDIKAN,CURUPEKSPRESS.COM - Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Rejang Lebong (RL), diketahui selalu mendapatkan siswa sedikit saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Bahkan disinyalir, SMAN 5 RL selalu dianggap sebagai sekolah pinggiran yang seakan kurang diperhatikan.

Dari informasi yang terhimpun, diketahui siswa di SMAN 5 RL ini jumlahnya hanya sekitar 60 siswa. Baik itu dari kelas 10, kelas 11, bahkan kelas 12. Bahkan pada PPDB di tahun 2023 lalu, SMAN 5 RL hanya mampu mendapatkan sebanyak 20 siswa saja.

BACA JUGA:Banyak Sekolah Minim Siswa dalam PPDB Sekolah Harus Peka Dengan Harapan Masyarakat

 

 

 

Kepala SMAN 5 RL Riswanto SPd menjelaskan, hal itu sebenarnya bukan semata-mata kesalahan pihak sekolah. Karena meskipun dirinya baru menjabat kepala di SMAN 5 RL beberapa bulan ini. Dirinya tahu betul, upaya pihak sekolah sudah cukup maksimal untuk melakukan sosialisasi selama menjelang PPDB. Akan tetapi faktanya, sistem zonasi yang ada mengalahkan upaya yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah.

"Jujur saya tidak menyalahkan sistem zonasi yang ada. Akan tetapi menurut saya, sejauh ini upaya pihak sekolah sudah maksimal untuk merekrut siswa agar masuk ke SMAN 5 RL," ujarnya.

BACA JUGA:6 SD di Rejang Lebong Minim Siswa

 

Menurut Riswanto, penerapan sistem zonasi yang diberlakukan di Kabupaten Rejang Lebong ini tidak sesuai aturan. Bahkan diungkapkannya, sistem zonasi tidak diterapkan secara jujur dan tegas sesuai aturan yang berlaku. Bagaimana tidak menurutnya juga, faktanya banyak masyarakat yang ada di Kecamatan Curup Tengah (Curteng) yang melanjutkan pendidikan di SMA yang ada di kecamatan lain, seperti di Kecamatan Cursel, dan juga Curup Kota. Bahkan tak hanya itu, menurutnya ada kecurangan pindah KK dan sebagainya.

"Kalau sistem zonasi ini dilaksanakan sesuai aturan, saya yakin tidak akan ada sekolah yang kekurangan siswa. Karena tujuannya kan sudah jelas, sistem zonasi dirancang dan dibuat, agar ada pemerataan terhadap siswa. Dan siswa yang berada di kecamatan setempat bisa mengirit ongkos jika sekolah di SMA yang ada di kecamatannya sendiri," jelasnya.

BACA JUGA:Hari Ini SMANDA Expo Digelar, 600 Peserta Ikuti Kegiatan

 

Sumber: