Gak Semua Benar, Inilah Mitos Tentang Burnout yang Jarang Diketahui

Mitos Tentang Burnout yang Jarang Diketahui--
5. Burnout Hanya Terjadi pada Orang yang Kurang Kuat Mental
Salah besar jika berpikir bahwa burnout hanya terjadi pada orang yang kurang kuat mental. Burnout adalah hasil dari tekanan yang berkelanjutan dan beban emosional yang berlebihan, dan siapa pun bisa mengalaminya, terlepas dari kekuatan mental mereka. Bahkan orang-orang yang cerdas, berdedikasi, dan berkemampuan tinggi bisa terjebak dalam lingkaran burnout jika tidak dapat mengelola stres dengan baik.
BACA JUGA:Cara Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital untuk Para Milenial
BACA JUGA:5 Manfaat Yoga untuk Kesehatan Mental yang Wajib Kamu Ketahui!
6. Mengatakan "Tidak" adalah Tanda Kelemahan
Salah satu cara untuk mencegah burnout adalah dengan belajar mengatakan "tidak" ketika beban kerja terlalu berat atau ketika kita merasa sudah mencapai batas. Namun, banyak yang menganggap mengatakan "tidak" sebagai tanda kelemahan atau ketidakmampuan. Padahal, menetapkan batasan yang sehat adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental dan menghindari burnout.
7. Burnout Adalah Hal yang Normal dan Harus Dihadapi Sendiri
Beberapa orang merasa bahwa burnout adalah hal yang normal dan harus diterima sebagai bagian dari kehidupan. Padahal, burnout adalah masalah serius yang seharusnya ditangani dengan serius pula. Menyembunyikan gejala burnout atau merasa harus menghadapinya sendirian hanya akan memperburuk kondisi. Mendapatkan dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental adalah langkah penting dalam pemulihan.
BACA JUGA:Dampak Negatif Insecure terhadap Kesehatan Mental
BACA JUGA:Mental Health Orang-Orang yang Bekerja di Lingkungan Perkotaan yang Padat Penduduk
8. Burnout Hanya Terjadi Karena Terlalu Banyak Bekerja
Meskipun pekerjaan yang berlebihan memang bisa memicu burnout, tetapi bukan hanya itu penyebabnya. Burnout juga bisa disebabkan oleh ketidakpuasan dalam pekerjaan, kurangnya kontrol atas pekerjaan, dan kurangnya pengakuan atau apresiasi. Faktor-faktor ini bisa membuat seseorang merasa tidak termotivasi dan kehabisan energi, meskipun mereka tidak bekerja berlebihan.
Sumber: