Prediksi BMKG! Puncak Musim Kemarau Terjadi Dari Juni Hingga Agustus, Waspadai Kekeringan di wilayah Ini

Puncak Musim Kemarau Terjadi Dari Juni Hingga Agustus--
panas dan kering dapat meningkatkan risiko dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, serta penyakit kulit akibat minimnya kelembapan udara. Untuk menghadapi dampak musim kemarau yang diprediksi cukup ekstrem, beberapa langkah mitigasi perlu diterapkan, di antaranya:
- Menghemat penggunaan air, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun pertanian.
- Menyiapkan infrastruktur penyimpanan air, seperti sumur resapan, embung, dan waduk untuk menjaga ketersediaan air.
- Meningkatkan patroli dan pengawasan terhadap titik-titik rawan kebakaran hutan dan lahan.
- Masyarakat diminta untuk tidak melakukan pembakaran lahan, terutama di wilayah yang memiliki riwayat kebakaran saat musim kemarau.
BACA JUGA:Peringatan Cuaca BMKG! Hujan Deras dan Angin Kencang Mengancam 16 Wilayah
BACA JUGA: BMKG: Musim Penghujan Diperkirakan Hingga Maret 2025
Puncak musim kemarau 2025 yang diperkirakan terjadi pada Juni hingga Agustus menjadi tantangan tersendiri bagi banyak wilayah di Indonesia. Dengan ancaman kekeringan, krisis air bersih, dan meningkatnya risiko kebakaran, kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi dampaknya.
Pemerintah dan masyarakat diharapkan bekerja sama dalam upaya mitigasi, mulai dari efisiensi penggunaan air hingga peningkatan kesadaran terhadap potensi kebakaran hutan. Dengan langkah preventif yang tepat, dampak buruk musim kemarau dapat diminimalisir untuk menjaga keberlangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Sumber: