Warga Dwi Tunggal Cium Dugaan 'Permainan Zonasi'

Warga Dwi Tunggal Cium Dugaan 'Permainan Zonasi'

NICKO/CE Salah satu warga Dwi Tunggal saat memperlihatkan kartu domisili tempat tinggalnya.--

REJANG LEBONGCURUPEKSPRESS.COM - Warga di Kelurahan Dwi Tunggal Kecamatan Curup mengeluh dan merasa kecewa atas hasil penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur zonasi yang dilaksanakan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 REJANG LEBONG.

Bagaimana tidak, PPDB yang sudah ditutup pada Selasa (6/7) kemarin. Dari 187 siswa yang masuk melalui jalur zonasi, masih banyak warga Dwi Tunggal yang anaknya tidak diterima di SMAN 1 RL.

BACA JUGA : Duit Korban Arisan Bodong Terancam Tak Kembali 

Sementara pengakuan warga banyak siswa yang diterima berasal dari luar zonasi. 

Karenanya, para orang tua yang anaknya tidak diterima di SMAN 1 menduga ada permainan pada proses PPDB di SMAN 1 RL.

Kepada CE, dikatakan Atul (46) salah satu warga Dwi Tunggal yang anaknya tidak diterima di SMAN 1 RL. Diakuinya secara persyaratan harusnya anaknya bisa masuk ke SMAN 1 RL.

BACA JUGA : KKN Mahasiswa di 3 Desa Batal! 

Hanya saja setelah dilaksanakan verifikasi berkas, nama anaknya tersingkir dari daftar calon siswa SMAN 1 RL. 

"Saya tinggal sekitar 200-300 meter dari SMAN 1 RL, dan KK saya asli Dwi Tunggal, akan tetapi anak saya tidak diterima di SMA tersebut. Padahal dilihat dari persyaratan yang ada, anak saya memenuhi semua kriterianya," ujar Atul.

Dikatakan Atul, dirinya kecewa dengan hasil yang ada pada sistem zonasi tersebut, hal itu dikarenakan dari semua siswa yang diterima SMAN 1 RL, ada yang KK nya berasal dari daerah luar, dan banyak yang jarak rumahnya jauh dari lokasi SMA.

BACA JUGA : Jabatan Direktur PDAM Tidak Diperpanjang 

"Saya sedikit bingung dengan yang namanya sistem zobasi ini, kok bisa yg berada paling dekat dengan lokasi sekolah tidak terima dj sekolah tersebut. Dan itupun jumlahnya cukup banyak, di gang Harapan ini saja ada sekitar 7 anak alumni SMPN 1 RL, asli Dwi Tunggal tidak diterima di SMA 1 RL. Sementara saat saya bertanya dengan panitia, mereka bilang tidak tau menau dengan sistem yang digunakan dalam penerimaan ini," ucapnya.

Selain itu Atul juga sangat menyayangkan saat proses pencabutan berkas, pihak SMAN 1 RL sangat bertele-tele. Padahal hari tersebut adalah hari terakhir pendaftaran. Sementara untuk masukkan berkas ke sekolah lain, semua sekolah sudah tutup pendaftarannya.

"Saya juga sangat kecewa dengan sistem yang ada di SMA 1 RL. Dimana proses yang dijalankan sangat lamban pada proses pencabutan berkas kemarin. Sehingga membuat kami para orang tua tidak tau mau mendaftarkan anak kami ke SMA mana," ujarnya.

Sumber: