"Kalau bahan buku bacaan lain saya pikir sudah lengkap. Namun yang sedang kita kembangkan saat ini, memang buku bacaan soal sejarah rejang. Karena buku soal sejarah tersebut, biasanya dicari oleh para mahasiswa yang sedang menyusun skripsi," sampainya.
Selain itu tambah Yanti, untuk bahan atau buku bacaan sendiri yang ada di perpustakaan daerah.
Sebagian dibeli melalui APBD sejak beberapa tahun lalu, sebagian bantuan dari Perpusnas, dan ada juga yang diberikan oleh individu atau rekan-rekan dirinya yang merupakan penulis atau pengoleksi buku.
BACA JUGA:Perpustakaan MIS Guppi 13 Tingkatkan Minat Baca Siswa
BACA JUGA:Sudah Miliki 4 Desa Binaan, Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
"Kalau mengandalkan APBD, saya pikir saat ini sulit diwujudkan. Untuk itu bagi masyarakat yang mau menyumbangkan atau menghibahkan bukunya, bisa menghubungi pihak perpustakaan daerah. Karena kita menerima semua buku bacaan yang positif, kecuali buku pelajaran," tutupnya.