REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Berkenaan dengan salah satu komoditi bahan pokok (Banpok) minyak goreng (Migor) di Kabupaten Rejang Lebong, yang belakangan ini keberadaannya diketahui langka dan harganya mahal.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) dalam waktu dekat ini akan melakukan koordinasi dengan tim pengendali inflasi daerah (TPID) Rejang Lebong.
"Perihal migor yang saat ini langka, susah di dapat serta harganya yang mulai merangkak naik. Sesegera mungkin akan kami koordinasikan dengan TPID," kata Kepala Disperindagkop UKM Kabupaten Rejang Lebong, Dra Zumratulaini MSi melalui Kabid Perdagangan, Samsul Bahri kepada CE.
BACA JUGA:Minyak Goreng di Rejang Lebong Langka, Harganya Ikut Naik
BACA JUGA:Jelang Ramadhan, Pemkab Jaga Kestabilan Harga Pangan
Lanjut Samsul, pihaknya bakal meminta solusi terkait hal tersebut.
Sebab menurutnya, masalah adanya stok banpok yang langka dan harganya mahal merupakan bagian dari persoalan yang berkaitan dengan inflasi daerah.
"Kami harapkan ada solusi dari TPID soal persoalan itu," ujarnya.
Dirinya juga mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan rutin yang pihaknya lakukan di pasar memang beberapa harga komoditi banpok alami kenaikan harga.
Banyak keluhan masuk dari para pedagang dan pelaku usaha kecil mikro.
BACA JUGA:Mahdi Dorong Maksimalkan Penanganan Stunting dan Kemiskinan
BACA JUGA:Ada Genangan Air di Tengah Jalan
"Keluhan kami dapat tidak hanya dari pedagang banpok saja, tapi lebih-lebih dari pelaku usaha seperti pedagang gorengan dan warung makan. Mereka mulai mengeluh karena migor sudah harganya mahal, sulit juga untuk didapat," terangnya.
Sambung Samsul, bahkan tidak menutup kemungkinan nanti ada program subsidi sembako seperti yang pernah Disperindagkop UKM lakukan pada Desember 2022 lalu.
"Atau bisa juga ada pasar murah untuk kendalikan inflasi. Tapi tetap ini akan mengacu dari instruksi Kemendagri, karena seperti subsidi sembako tahun lalu kita dapat dana transfer umum (DTU) dari pusat," tuturnya.