KEPAHIANG, CURUPEKSPRESS.COM - Pasca peristiwa maut yang menenggelamkan pelajar SMP warga Desa Talang Karet Kecamatan Tebat Karai pada Kamis 9 Februari sore kemarin.
Pemerintah Desa (Pemdes) Talang Karet meminta agar keberadaan rawa pama tidak dibuka lagi untuk umum, apalagi dijadikan tempat bermain bagi anak-anak.
Sebagaimana disampaikan Kepala Desa (Kades) Talang Karet Indra Haris Sukardi, jika pihaknya akan memanggil Muhdi (45) selaku pemilik rawa agar menjaga ketat rawa miliknya tersebut.
Terlebih lagi Indra mengatakan, agar Muhdi juga meniadakan rakit miliknya tersebut disekitaran rawa.
BACA JUGA:Selfie di Rawa, Pelajar SMP Tewas Tenggelam. Diduga Ini...
BACA JUGA:Mandi di Sungai, Pelajar Ditemukan Tewas Tenggelam
"Sebelumnya kami turut berduka cita atas meninggalnya warga kami tersebut. Jujur kami merasa sangat kehilangan atas kepergian putri kami tersebut. Namun untuk kedepannya, kami akan memanggil dan meminta pemilik rawa, agar tidka membuka rawa tersebut untuk masyarakat umum, apalagi anak-anak," ujar kades.
Dikatakannya, peristiwa tenggelam ini baru pertama kali terjadi di rawa pama tersebut.
Sehingga kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran, agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi kedepannya.
"Selama ini baru kali ini rawa tersebut menelan korban jiwa. Untuk itu kami berharap, agar rawa tersebut bisa lebih di jaga lagi secara ketat oleh pemiliknya dan juga masyarakat," ungkap kades.
BACA JUGA:Tak Jera, Residivis Narkoba Ini Kembali Masuk Bui
BACA JUGA:'Mimbar Bebas' Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat
Korban Yatim Piatu
Sementara itu Kades juga mengatakan, sejak 5 tahun lalu korban tewas diketahui sudah berstatus yatim piatu lantaran ketika duduk di bangku SD korban ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.
Meski demikian, semasa hidupnya korban dikenal sebagai anak yang ceria dan pintar. Dimana di sekolah, korban dikenal sebagai siswa yang berprestasi dan juga solehah.