KEPAHIANG, CURUPEKSPRESS.COM - Pasca ditinggalkan almarhumah Ayu (42) yang menjadi korban pembunuhan sang suami MA (44). Anak korban secara langsung juga ikut menjadi korban dalam hal tersebut. Bagaimana tidak, selain mendapat pukulan psikis yang mendalam.
Dalam suasana yang masih berduka ini anak korban yang tengah duduk di bangku SMP, sempat kepikiran ingin balas dendam kepada ayahnya sendiri yang sudah membunuh sang ibu. Lantas bagaimana kondisi anak korban saat ini, berikut penjelasan dari pihak Dinsos Kepahiang yang melakukan pendampingan terhadap anak korban!
Pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kepahiang melalui bagian Rehsos pada Rabu (25/10) pagi diketahui datang ke rumah bibi korban dengan membawa psikolog untuk melalukan pendampingan terhadap anak korban. Dimana diketahui juga, pada momen itu psikolog yang didampingi secara langsung oleh pihak Dinsos ingin melihat kondisi terkini anak korban.
Disampaikan Kabid Rehsos Dinsos Kepahiang Razikin SP, awal kedatangannya memang nampak jelas kondisi anak korban sangat tertekan dengan kepergian ibunya yang tidak wajar. Bahkan dikatakan Razikin, anak korban memang sempat kepikiran ingin membalaskan dendam ibunya kepada ayahnya. Hanya saja saat diajak bicara oleh psikolog, perlahan kondisi mental anak korban mulai membaik.
BACA JUGA:Sosok Almarhumah Ayu Dimata Adik Kandung, Ternyata Ini
BACA JUGA:7 Fakta Kasus Ayu Dibacok Suami yang Harus Diketahui
"Awalnya memang anak korban ink sempat berpikir ingin balas dendam kepada ayahnya. Namun setelah diberikan arahan oleh psikolog, kondisi mental anak korban perlahan membaik," ujar Razikin.
Diceritakan Razikin, tak hanya mental nya saja yang semakin membaik. Dengan kondisinya saat ini, anak korban sudah bisa diajak berbicara dengan baik, diberi pengertian, hingga dikabarkan sudah ingin sekolah lagi pada Senin pekan depan. Selain itu Razikin juga mengatakan, anak korban juga sudah berprilaku seperti biasa, dan kembali tenang lagi.
"Alhamdulillah, tahap awal pendampingan yang kami lakukan ini mendapatkan respon yang cukup baik. Mudah-mudahan mental anak korban ini bisa kembali seperti semula. Karena dari informasi yang kami dengar, anak korban ini menyaksikan secara langsung kematian ibunya saat ditusuk oleh ayahnya," terang Razikin.
Selain itu dijelaskan Razikin, pihaknya juga tak akan melalukan pendampingan sekali itu saja. Dimana dijelaskannya, pendampingan yang akan dilakukan pihak Dinsos akan dilakukan paling tidaknya 2 minggu sekali. Jika kondisi anak korban semakin membaik, barulah pihaknya akan menghentikan pendampingan tersebut.
"Untum pendampingan tetap akan kita lakukan secara bertahap. Akan tetapi kami juga berharap, agar pihak keluarga nya bisa memberikan semangat terus dan support. Bahkan diharapkan juga, pihak guru disekolah ataupun teman-temannya disekolah tidak membahas dan mengungkit lagi permasalahan yang dialami anak korban itu," tutupnya.