Teknologi AI Berhasil Mengguncang Mesin Pencari! Apakah Google Bisa Tergantikan?

Teknologi AI Berhasil Mengguncang Mesin Pencari! Apakah Google Bisa Tergantikan?

Teknologi AI Berhasil Mengguncang Mesin Pencari--

CURUPEKSPRESS.COM - Perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan dominasi Google di dunia digital. Para pakar teknologi memperkirakan bahwa dalam lima tahun ke depan, AI dapat menggeser posisi Google sebagai raksasa pencarian informasi. Hal ini didorong oleh kemajuan signifikan dalam pengembangan AI generatif yang mampu memahami dan merespons permintaan pengguna dengan cara yang lebih manusiawi dan kontekstual.

Demis Hassabis, CEO Google DeepMind, mengungkapkan bahwa pencapaian Artificial General Intelligence (AGI) AI dengan kemampuan setara atau melebihi manusia—dapat terwujud sekitar tahun 2030. Gemini, model AI terbaru dari Google, menunjukkan kemampuan luar biasa dalam penalaran dan kreativitas, menandai langkah besar menuju AGI. Dengan kemampuan ini, AI tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga dapat mengambil alih peran yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia. 

BACA JUGA:Kamu Harus Tahu! Ini 8 Fitur Tersembunyi Google Maps yang Bisa Ubah Cara Anda Menjelajah

BACA JUGA:Pembaruan Signifikan pada Fungsi 'Find My Device' di Android oleh Google

 

Google telah mengintegrasikan AI ke dalam layanan pencariannya melalui fitur AI Mode, yang memungkinkan pengguna mendapatkan jawaban langsung, ringkasan topik, dan navigasi web otomatis. Fitur ini menunjukkan pergeseran dari penyajian tautan statis menuju antarmuka dinamis yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Namun, perubahan ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap lalu lintas web dan keandalan informasi yang disajikan oleh AI.

Investasi besar Google dalam infrastruktur AI, termasuk rencana belanja modal sebesar USD 75 miliar pada tahun 2025, menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menghadapi era AI. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam memastikan bahwa AI berkembang secara etis dan tidak memperkuat bias yang ada. Regulasi seperti GDPR di Eropa menekankan pentingnya perlindungan data pribadi dan etika dalam pengembangan AI.

BACA JUGA:Open AI Siap Ambil Alih Chrome Jika Google Terpaksa Jual?

BACA JUGA:Google Terungkap Bayar Samsung untuk Integrasi AI Gemini?

 

Sementara itu, CEO Google, Sundar Pichai, menekankan bahwa AI seharusnya menjadi alat pemberdayaan, bukan ancaman. Ia percaya bahwa AI akan membantu manusia bekerja lebih efisien dan kreatif, bukan menggantikan mereka. Namun, kenyataannya, beberapa posisi pekerjaan di Google telah digantikan oleh AI, menimbulkan pertanyaan tentang masa depan tenaga kerja di era AI.

Dengan semua perkembangan ini, masa depan Google sebagai pemimpin dalam pencarian informasi tampaknya menghadapi tantangan serius. Jika tidak beradaptasi dengan cepat dan etis, Google berisiko kehilangan dominasinya dalam lima tahun ke depan.

BACA JUGA:TikTok Luncurkan Fitur Ulasan Lokasi? Siap Saingi Google Maps!

BACA JUGA:Google Terbukti Monopoli Bisnis Iklan Digital! Ini Dampak dan Implikasinya

Sumber: