Motor Listrik GESITS Uji Coba Jawa-Bali

Motor Listrik GESITS Uji Coba Jawa-Bali

62931_81993_gesits

JAKARTA, CE - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) bakal mempercepat proses inovasi teknologi untuk bisa dijadikan produksi masal. Salah satunya adalah sepeda motor Garansindo Electric Scooter ITS (GESITS) yang melakukan uji coba Jawa-Bali.  Menristekdikti Mohamad Nasir menyatakan, pemerintah punya komitmen tinggi dalam mendukung inovasi dalam negeri yang bisa diterapkan di industri.

Dia menyebutkan, setiap instansi siap bersinergi memberikan dorongan apa pun kepada industri untuk menyerap inovasi yang bermanfaat. Salah satunya adalah dukungan Kementerian Keuangan untuk penyediaan insentif tambahan agar industri bisa bersaing dengan produk-produk impor.  ”Saat ini memang sudah ada insentif untuk inovasi yang dimanfaatkan industri. Tapi, kami usulkan agar ada skema double tax deduction agar beban produsen dan peneliti lebih ringan lagi,” ungkapnya.

Pemerintah, lanjut dia, memang harus berpihak pada inovasi yang berpotensi memperkuat ekonomi nasional. Mulai inovasi garam farmasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) atau teknologi kapal pelat datar dari Universitas Indonesia. Kemudian, ada proyek motor listrik GESITS yang menjadi produk industri pertama yang datang dari hilirisasi riset perguruan tinggi nasional.

”Kami sudah meminta berbagai pihak untuk mempersiapkan agar produk tersebut siap dipakai masyarakat. Misalnya tempat-tempat penukaran baterai yang saya bayangkan tersedia di minimarket atau SPBU,” jelasnya.  Mulai Senin (7/11) pihaknya melakukan uji coba untuk melihat kinerja motor tersebut dalam kondisi nyata perjalanan panjang. Nanti hasil perjalanan tersebut menjadi dasar evaluasi tim peneliti ITS sebelum produksi masal yang ditargetkan tahun depan. ”Produk itu diuji dulu sampai ke Denpasar (1.200 km, Red) untuk lihat kondisinya. Dengan begitu, produk itu bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.  Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe menambahkan, tahun ini terdapat 35 hasil riset perguruan tinggi yang telah mencapai technology readiness level (TRL) 8 dan 9. Artinya, hasil riset tersebut siap dihilirisasi ke industri. ”Ada 900 riset yang berpotensi, tetapi tahun ini 35 dulu. Tahun depan mungkin bisa seratus lebih yang didorong,” ucap dia. (bil/c11/oki)

Sumber: