Ada 5 Kasus Beruang Vs Manusia
CURUP, CE - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Bengkulu – Lampung di Kabupaten Rejang Lebong mengatakan jika selama tahun 2018 ini, sudah ada 5 kasus konflik antara beruang dan manusia. Namun untuk Rejang Lebong sendiri nihil, dengan kata lain tidak ada yang terjadi di hutan yang masuk dalam kawasan wilayah Rejang Lebong. "Saat ini ada 5 kasus serangan beruang, dan ini juga kerap menimpa warga Rejang Lebong," sampai Kanit Polhut BKSDA Wilayah I Bengkulu – Lampung Rejang Lebong, Reza Alfitriansah kemarin kepada wartawan. Reza menyampaikan penampakan beruang kepada manusia biasa terjadi kepada warga Rejang Lebong yang memiliki ladang di daerah Bermani Ulu, Bermanu Ulu Raya karena memang populasi beruang masih cukup tinggi, sehingga tingkat waspada harus lebih banyak lagi. "Sampai saat ini 5 kasus tersebut memang belum di Rejang Lebong, ini terjadi di Lebong, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, namun bisanya akhir tahun Bermani Ulu langganan, makanya waspada," ungkapnya. Dengan itu pihaknya sendiri membagikan berbagai trik untuk perkebunan dan pemukiman warga agar tidak didatangi oleh Beruang yakni, tingkatkan penerangan, yakni jika di pondok perkebunan ada api atau ada obor yang dipasang, kedua lebih banyak suara yang keras, atau saat menghidupkan radio cukup kencang. "Mengingat karakter mereka saat di hutan itu sepi dan gelap, sehingga mereka tidak akan mendatangi pemukiman yang ribut atau bising," ujarnya. Bukan hanya itu saja ada satu hal lagi yang membuat Beruang ini akan menghindari lokasi pertanian, yakni adanya bunyi - bunyian yang terbuat dari meriam bambu yang bisa dibunyikan sore dan pagi hari, sehingga mereka tidak akan mendekati, serta diminta pula kepada masyarakat untuk tidak membuang sisa makanan sembarangan, karena ini pemicu mereka datang. "Ini juga berlaku untuk menghadapi Harimau, dan ini sudah kita ada dalam buku untuk mengatasi konflik dari kedua binatang tersebut," jelasnya. Pihaknya juga meminta kepada masyarakat untuk menghindar jika sudah melihat gerak gerik mereka, guna menghindari konflik yang lebih parah atau sampai dengan mereka sampai melukai. "Manusia akan kalak dengan itu lebih baik menghindar," pungkasnya. (CE1)
Sumber: