23,5 Hektar Sawah Terdampak Banjir

 23,5 Hektar Sawah Terdampak Banjir

sumber foto: google (diakses 07/09/22)--

REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM- Seluas 23,5 hektar lahan sawah milik warga di Kabupaten Rejang Lebong mengalami kerusakan. Rusaknya sawah ini akibat terendam banjir yang terjadi pada Rabu (31/8) hingga Kamis (1/9) lalu.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Rejang Lebong Shalahudin yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.

"Akibat dari hujan lebat yang mengguyur wilayah RL beberapa hari lalu mengakibatkan banjir, dan kami temukan banyak sawah warga yang terendam dan rusak akibat banjir tersebut," sampainya.

Lanjut Kalak, adapun kerugian yang ditaksir dari peristiwa banjir yang merendam sawah warga tersebut diperkirakan mencapai Rp 73 juta.

BACA JUGA:Penanganan Banjir di RL Terkendala Anggaran

BACA JUGA:Bengkulu Dikepung Banjir, Kerugian Mencapai Rp148 miliar

"Banjir yang terjadi dalam beberapa kecamatan di RL itu baru mulai surut pada Kamis sore (1/9) lalu," ujarnya.

Dijelaskannya, untuk areal persawahan yang mengalami kerusakan tersebar dalam 3 kecamatan yang terkena banjir. 3 kecamatan dimaksud antara lain Kecamatan Selupu Rejang, Curup Utara dan Curup.

"Ditambah lagi tanaman padinya baru berumur satu sampai dua pekan jadi harus dilakukan penanaman ulang," bebernya.

Kalak melanjutkan, tidak hanya lahan sawah yang ikut terdampak dari bencana banjir kala itu, melainkan banjir juga sudah merusak dua unit jembatan, kemudian merendam 62 unit rumah warga juga merusak 23,5 hektare sawah serta 2 ton benih ikan nila yang ada di kolam hanyut terbawa banjir.

BACA JUGA:Sungai Meluap, Dusun Curup Diterpa Banjir Hingga 1 Meter

BACA JUGA:Cabai Mulai Banjir, Harga Turun

"Ada banyak sarana dan prasarana yang juga ikut terkena imbasnya," sebut Kalak.

Selain itu banjir tersebut, kata Kalak, juga merusak fasilitas wisata di Desa Wisata Kayu Manis dan Cawang Lama Kecamatan Selupu Rejang.

Yang mana ada tiga warga yang mengalami luka-luka serius akibat sepeda motor yang mereka tumpangi terperosok di jembatan beton yang terputus.

Masih dikatakan Kalak, mengingat curah hujan di wilayah RL sampai hari ini masih tinggi, maka masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.

Terkhusus bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar aliran sungai maupun siring besar, kemudian mereka yang tinggal di bawah kaki bukit atau didekat jurang juga haru selalu memperhatikan kondisi tanah.

"Yang namanya bencana kita tidak pernah tahu dan tidak bisa diprediksi, tapi yang jelas waspada itu harus dan penting," tukasnya. 

Sumber: