Harga Eceran BBM di Lebong Tembus 17 Ribu Perliter
Dok/CE Terlihat masyarakat saat mengantri BBM di SPBU Muara Aman --
LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Pasca kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang resmi di umumkan pemerintah sejak sabtu 3 september 2022 lalu untuk jenis pertalite, pertamax dan solar, ini di ikuti dengan naiknya harga Pertalite di sejumlah pengecer yang ada di Kabupaten Lebong dengan harga bervariasi.
Informasi diperoleh CE, terdapat sejumlah pengecer yang menjual harga pertalite dengan harga yang bervariasi mulai Rp. 15 ribu hingga Rp. 17 ribu perliter.
Salah seorang pedagang BBM eceran di Jalan Muara Aman Kecamatan Amen Jon (33) bukan nama sebenarnya mengaku, jika dampak kenaikan BBM oleh pemerintah pusat ini imbasnya turut dirasakan oleh dirinya dan para pedagabg bensin eceran lainnya.
"Saya menjual pertalit ini sebesar Rp. 17 ribu perliter, karena jika menjual harga BBM sama dengan harga SPBU jelas kami tidak dapat untung," katanya.
BACA JUGA:Elvian Bantah Isu Soal Pemotongan Dana BOS
BACA JUGA:BMKG Catat 345 Kali Gempa di Bengkulu
Menurut Jon, dirinya terpaksa menaikkan harga tersebut, karena untuk mendapatkan BBM jenis pertalite saat ini sangatlah susah, karena diakuinya untuk mendapatkan BBM ini pihaknya harus membeli dahulu dengan pihak ketiga, sehingga ia mau tak mau menjual dengan harga yang relatif tinggi.
"Untuk dapat pertalite di SPBU itu sangat sulit dan mengantri sangat panjang, terpaksa kami membeli dengan pihak ketiga yang harganya lumayan mahal, itulah alasan kami menjual eceran dengan menaikan harga," sampainya.
Sementara itu, salah seorang pembeli pertalite eceran Pras (30) warga Kecamatan Tubei mengatakan, pasca adanya kenaikan harga BBM, menurutnya sangat berdampak besar bagi dirinya bersama masyarakat lain.
BACA JUGA:SDIT KU Ajarkan Siswa Belajar Diluar Kelas
BACA JUGA:MIM 10 Undang Camat jadi Pembina Upacara
Apalagi diakuinya saat ini banyak pedagang eceran diwilayahnya tersebut menjual dengan harga yang sangat tinggi.
"Kalau di tempat saya harga BBM jenis pertalite eceran itu berkisar Rp. 17 ribu, harganya itu sangat mahal dan hampir sama dengan harga jenis pertamax di SPBU," jelasnya.
Dengan demikian dirinya berharap kepada pemerintah daerah diminta melakukan beberapa tindakan untuk dilakukan penertiban terhadap pedagang penjual bbm eceran tersebut.
Karena jika hal ini terus dibiarkan pastinya membuat masyarakat merasa sangat kesulitan.
BACA JUGA:SDN 40 RL Hanya Miliki 42 Siswa
BACA JUGA:411 Poktan Terima Bantuan Bibit Jagung dan POC
"Kalau harganya hanya naik Rp2 ribu memang tidak terlalu tinggi namun jika sampai Rp. 17 ribu ini sudah sangat keterlaluan, Khususnya bagi saya yang berpendapatan rendah," harapnya.
Diketahui pasca terjadinya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berada di SPBU untuk jenis Pertalite, dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, Solar subsidi dari Rp5.150 perliter menjadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.000 jadi Rp14.500 per liter.
Sumber: