Dr Yanto, Sosok Dalang dan Hakim Agung yang Dinobatkan jadi Guru Besar

Dr Yanto saat menerima penganugerahan gelar Guru Besar di Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.- IST-
BACA JUGA:Tanda Kamu Sosok yang Bijak dan Pandai dalam Memberikan Wejangan
Dr. Yanto adalah sosok yang sangat menggandrungi olah raga, saking sukanya, Dr. Yanto sering bolos sekolah demi bisa bertanding olahraga dengan lawan-lawannya. Meski sering bolos sekolah, Dr. Yanto bisa menunjukkan prestasinya di bidang olah raga, terbukti ia sering menjuarai berbagai turnamen olah raga, dua di antaranya yaitu bola voli dan bulu tangkis.
Makanya tidak salah jika cita-citanya adalah menjadi guru olah raga. Selain itu ia terinspirasi oleh Pak Muhadi, guru olah raganya yang selalu terlihat gagah. Untuk itu, sebelum berkuliah di Fakultas Hukum, Dr. Yanto yang sangat ingin menjadi Guru Olah Raga memiliki keinginan kuat untuk mendaftar kuliah di IKIP Karang Malang, namun karena pendaftarnya sangat banyak sehingga menimbulkan antri yang panjang hingga berhari-hari, Dr. Yanto membatalkan niatnya dan kemudian mendaftar kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata, Yogyakarta.
BACA JUGA:Dorongan yang Bikin Sosok Ambisius Pantang Mundur Sebelum Berhasil
Asal muasal Dr. Yanto kemudian kuliah di Fakultas Hukum adalah karena terinspirasi oleh kakak dari kawannya yang banyak bercerita tentang ilmu hukum. Dari situlah, kemudian Dr. Yanto mendaftar kuliah di Janabadra dan melepaskan statusnya sebagai mahasiswa Universitas Sarjanawiyata.
Dr. Yanto yang saat ini diberi amanah sebagai Juru Bicara Mahkamah Agung tidak pernah terfikir bisa menjadi seorang hakim. Ia yang berasal dari keluarga pedagang, sebelum menjadi hakim sempat menjadi editor di sebuah percetakan. Hingga kemudian, seorang temannya yang Bernama Joko Sutrisno mengajaknya dan membujuknya untuk mendaftar jadi calon hakim. Ia pun terbujuk mendaftar dan lulus.
BACA JUGA:Dorongan yang Membuat Sosok Ambisius Pantang Mundur Sebelum Berhasil
PERJALANAN MENJADI HAKIM
Berkat ajakan Joko Sutrisno, Dr. Yanto lulus seleksi calon Hakim di Pengadilan Negeri (PN) Pekalongan. Lalu ia mendapatkan penugasan awal di PN Manna, Bengkulu Selatan. Dr. Yanto yang saat itu masih bujangan berangkat seorang diri menggunakan bus Putra Raflesia.
Ia Berangkat dari Jakarta jam 10 pagi sampai Bengkulu ke keesokan paginya lagi. Sesampainya di PN, ia langsung lapor Ketua Pengadilan. Namun, ternyata ia tidak betah di sana, karena kotanya sepi dan tidak ada sanak saudara yang dikenalnya. Tanpa panjang fikir, pada hari itu juga ia memutuskan pulang lagi ke Pekalongan.
BACA JUGA: Sosok Puteri Selangkah Kerap Menampakkan Diri, Legenda Batu Menangis di Wisata Suban Air Panas Curup
Sumber: