Tindakan Israel Hapus Ucapan Duka untuk Paus Fransiskus Picu Kecaman Dunia

Tindakan Israel Hapus Ucapan Duka untuk Paus Fransiskus Picu Kecaman Dunia--
CURUPEKSPRESS.COM - Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik dunia, meninggal dunia pada usia 88 tahun pada tanggal 21 April 2025. Kabar duka ini mengguncang banyak pihak, termasuk pemerintah Israel yang sebelumnya mengunggah ucapan belasungkawa di media sosial. Namun, dalam waktu singkat, unggahan tersebut dihapus tanpa penjelasan resmi, memicu perhatian dan kontroversi di kalangan publik.
Unggahan yang dihapus tersebut berasal dari akun terverifikasi @Israel di platform media sosial X. Dalam pesan tersebut, Israel menyampaikan, “Beristirahatlah dalam damai, Paus Fransiskus. Semoga kenangannya menjadi berkat.” Pesan tersebut juga dilengkapi dengan foto Paus Fransiskus yang berkunjung ke Tembok Barat di Yerusalem pada tahun 2014, menambah makna mendalam pada ucapan tersebut.
BACA JUGA:Mengapa Cincin Paus Fransiskus Akan Dihancurkan Setelah Wafat?
BACA JUGA:Paus Fransiskus Wafat, Menag Nasaruddin Sampaikan Duka dan Sebut Sebagai Simbol Toleransi
Tindakan penghapusan ini segera mendapat kritik. Pejabat Kementerian Luar Negeri Israel mengklaim bahwa postingan tersebut merupakan "kesalahan." Kontroversi ini diperparah oleh sejarah hubungan yang tegang antara Paus Fransiskus dan pemerintah Israel, terutama terkait kritiknya terhadap tindakan militer Israel di Gaza dan perlakuan terhadap rakyat Palestina.
Paus Fransiskus dikenal sebagai suara yang vokal dalam isu-isu kemanusiaan. Sebelum meninggal, ia secara terbuka mengutuk agresi Israel di Gaza dan menyebut krisis kemanusiaan di wilayah tersebut sebagai "memalukan." Dalam misa Paskah pada 20 April, ia menyerukan penghentian kekerasan di berbagai belahan dunia, termasuk di Ukraina.
BACA JUGA:Kabar Duka! Paus Fransiskus Dikabarkan Meninggal Dunia Satu Hari Setelah Khotbah Paskah
BACA JUGA:Mengatasi Masalah Menopause dengan Akar Angelica (Dong Quai)
Keputusan Israel untuk menghapus ucapan belasungkawa tampaknya mencerminkan ketidaknyamanan pemerintah dengan kritik yang pernah dilontarkan oleh Paus. Dalam beberapa kesempatan, Paus Fransiskus menyatakan kekhawatirannya akan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina, memperlihatkan pandangan yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah Israel saat ini.
Kontroversi ini bukan hanya mencerminkan ketegangan politik, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya peran pemimpin agama dalam dialog antarumat. Penghapusan ucapan belasungkawa ini menggugah pertanyaan lebih dalam mengenai toleransi dan sikap diplomatik di tengah situasi yang kompleks.
Sumber: