Pemakaman Tien Soeharto yang terletak di Bukit Ngaglik memiliki luas sekitar 4.3 hektar. Gaya arsitektur pemakaman ini sangat khas Jawa dengan ciri khas rumah Joglo. Selain itu, pepohonan yang rindang menciptakan suasana yang tenang dan damai.
Astana Giribangun memiliki tiga bagian kubah utama, yaitu Argosari, Argokembang, dan Argotuwuh. Kubah-kubah ini diduga menjadi tempat peristirahatan keluarga dan pengurus Yayasan Mangadeg.
BACA JUGA: Anggrek Ibu Tien Merupakan Endemik dari Pulau Sumatera, Sudah Jarang dan Langka
Kubah Argosari adalah kubah utama di Astana Giribangun, tempat Tien Soeharto dan suaminya dimakamkan. Kubah ini juga menjadi tempat peristirahatan bagi orang tua Tien Soeharto. Kubah ini dihiasi dengan beton dan ukiran kayu Jepara, dengan cincin emas menghiasi pohon-pohon di sekitarnya. Lantai kubah ini terbuat dari marmer dan rumah Joglo berdinding kayu seluas sekitar 81 meter persegi.
Setelah mengunjungi makam Tien Soeharto dan Presiden Soeharto, pengunjung dapat melanjutkan ziarah ke Teras Cungkup Argosari, sebuah bangunan seluas 243 meter persegi yang kemungkinan menjadi tempat peristirahatan anak dan menantu Tien Soeharto. Di jalan seluas 405 meter persegi ini, para pembina, pengurus harian, dan tim pengurus Yayasan Mangadeg dapat dimakamkan.
BACA JUGA: Berawal dari Ide Sederhana, Tien Soeharto Ubah Wajah Indonesia Lewat TMII
Selanjutnya, pengunjung dapat menjelajahi Argombang Dome, sebuah kubah seluas 567 meter persegi yang diduga menjadi tempat peristirahatan para presiden, ketua departemen Yayasan Mangadeg, dan keluarga besar Mangkunegaran.
Kemudian, Kubah Argotuwuh, yang merupakan kubah tertinggi dengan area seluas 729 meter persegi, juga mungkin menjadi tempat peristirahatan para pengurus Yayasan Mangadeg atau keluarga besar Mangkunegaran, seperti Argokembang Cungkup.