NASIONAL, CURUPEKSPRESS.COM - Berjalan - jalan ke Provinsi Sulawesi Tengah, anda bukan hanya dapat berwisata laut dan juga penggunungan. Namun yang tidak banyak diketahui jika ada peninggalan Megalitikum di provinsi yang satu ini. Lembah Basa namanya, menjadi lokasi utama untuk jajaran peninggalan megalitikum berupa batu - batuan besar yang disebut - sebut menceritakan kekayaan dan kejayaan suku Napu, Bada dan Besoa kala itu.
Adapun objek wisata Lembah Bada terletak di Taman Nasiobal Lore Lindu, Poso Sualwesi Tengah. Berada dipadang rumput menambah keindahan dan misteri dari objek wisata yang satu ini, terlebih memberikan kesan menyatu dengan alam.
Batu - batuan yang ada di Lembah Bada, Napu, Basoa dan Baso, berdiri dengan berbagai macam bentuk yang unik, mulai berbentuk ukiran manusia, hewan , kalamba dan masih banyak lagi. Dari beberapa sumber diketahui jika jumlah batu megalitik tersebut berjumlah ribuan banyaknya.
Batu - batuan peninggalan pra sejarah yang perkirakan lebih tua dari Candi Borobudur, namun sayangnya sejuah ini belum ada pengetahuan lebih terkait dengan batu - batuan tersebut kala itu, apa kegunaannya, dan sebagai simbol apa batu tersebut.
Adapun kurang lebih gambaran dari patung-patung bebatauan tersebut, bertubuh kurus, kepala besar, mata bulat dan beberapa baris menunjukkan alis, pipi dan dagu. Sebagian tubuh patung terkubur di padang rumput yang luas.
Dari data yang ada ditemukan pada lembah ini sekitar 400 bebatuan, dengan 30 diantaranya berbentuk manusia. Diperkirakan oleh ahli jika patung purbakala tersebuy sudah ada sejak abad ke-14.
Sedikit cerita penemuan sejumlah bebataan tersebut ditemukan pertama kali, pada tahun 1908, dimana sudah 100 tahun sampai dengan saat ini, namun hanya sedikit yang diketahui tentang keberadaan patung-patung ini di Provinsi Sulawesi Tengah tersebut.
BACA JUGA:Nikmati Wisata Unik di Donggala Sulawesi Tengah
BACA JUGA:Objek Wisata Air Terjun Semolon, Pemandian Air Panas Dengan Pemandangan Indah
Batuan megalitik ini mempunyai ukuran yang besar, bahkan yang paling besar mencapai ukuran berdiameter 4 meter.
Ada satu batu megalitik yang paling terkenal yakni Watu Palindo dengan posisi miring tersebut, disebut Palindo yang berarti sang penghibur, hal ini lantaran Watu Palindo ini nampak berwajah ceria dan ramah. Palindo ini seakan menyirakatkan kesan keramahan khas anak-anak. Tinggi batu ini mencapai sekitar 4 meter dengan ukiran berbentuk tubuh oval memiliki mata yang bulat dan hidung besar yang memanjang kebawah. Pahatan mulut yang dalam berbentuk sebuah senyuman melengkapi indahnya batuan megalitik ini.
Ditambah dengan satu lagi ada batu Langka Bulawa namanua. Ukiran batu ini seperti sosok wanita dan mempunyai arti nama Ratu bergelang kaki emas. Mempunyai ukiran yang hampir sama dengan Watu Palindo tetapi mempunyai kesan raut muka sebagai sosok wanita. Kedua patung ini berjarak sekitar 5 kilometer jauhnya.
Kedua batu ini dipercayai oleh penduduk lokal bahwa batu itu dulunya digunakan untuk melakukan pemujaan terhadap leluhur. Sebuah cerita mengatakan bahwa terdapat megalit bernama Tokala'ea yang dulunya merupakan pemerkosa, akhirnya dikutuk menjadi batu.
Bukan hanya dikenal dengan batu - batunya namun lembah yang satu ini juga dikenal dengan Kalambanya, yakni tangki melingkar yang dipahat dari sebuah batu besar. Kurang lebih sekitar 50 buah Kalamba berada disini.