DeepSeek AI di Blokir Ratusan Perusahaan, Benarkah Beresiko Bocorkan Data?

DeepSeek AI di Blokir Ratusan Perusahaan, Benarkah Beresiko Bocorkan Data?

Ratusan Perusahaan Blokir DeepSeek - sc/google foto--

Salah satu fitur unggulan yang membuat DeepSeek AI diminati adalah kemampuannya untuk mengunggah berkas serta menyinkronkan riwayat percakapan di berbagai perangkat. Ini memberikan fleksibilitas bagi pengguna yang ingin mengakses kembali informasi yang telah dicari sebelumnya.

BACA JUGA:3 Tanda Kamu Terlalu Bergantung Pada Teknologi!

BACA JUGA:Alasan Mengapa Teknologi AI Harus Digunakan dengan Bijaksana

 

Namun, yang menjadi sorotan adalah data pengguna DeepSeek AI disimpan di server yang berlokasi di Cina. Banyak pihak menilai bahwa ini meningkatkan resiko kebocoran informasi sensitif terutama bagi perusahaan yang menangani data penting. 

Ditengah kekhawatiran soal keamanan DeepSeek AI terus berusaha untuk bersaing dengan chatbot AI lain seperti ChatGPT dan OpenAI. Meski saat ini aplikasi ini tengah naik daun, DeepSeek AI perlu mencapai 300 juta pengguna aktif mingguan agar dapat menggeser dominasi ChatGPT di pasar chatbot AI global.

Menariknya, beberapa startup ternama seperti Perplexity dan Gloo, perusahaan yang didirikan oleh mantan CEO Intel Pat Gelsinger telah mengintegrasikan DeepSeek AI dalam ekosistem mereka. Hal ini menunjukkan bahwa terlepas dari kontroversi, chatbot ini tetap memiliki daya tarik bagi industri teknologi.

Apakah DeepSeek akan mampu mempertahankan posisinya di tengah khawatirkan soal keamanan data? ataukah pemblokiran besar besaran ini akan menjadi awal dari kemunduran nya?

Sumber: