Fenomena Cuaca Ekstrem! Siang Terik, Malam Diguyur Hujan : Ini Kata BMKG

Fenomena Cuaca Ekstrem! Siang Terik, Malam Diguyur Hujan : Ini Kata BMKG

Fenomena Cuaca Ekstrem! Siang Terik, Malam Diguyur Hujan : Ini Kata BMKG-screenshot dari akun TikTok @tmiharini-

CURUPEKSPRESS.COM -  Sejumlah wilayah Indonesia mengalami cuaca ekstrem, dengan panas terik pada siang dan hujan lebat mengguyur pada malam hari, meski saat ini sudah memasuki awal musim kemarau. apa penyebabnya?

Badan Meteorologi, klimatologi, dan Geofisika, (BMKG) penyebabnya bahwa fenomena cuaca dengan suhu panas terik pada siang hari dan hujan deras pada malam hari merupakan ciri khas masa peralihan antara musim kemarau dan musim hujan, atau yang dikenal dengan istilah pancaroba. pada periode ini, kondisi atmosfer menjadi labil, meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif seperti Cumulonimbus yang dapat memicu cuaca ekstrem seperti petir, angin kencang, bahkan hujan es.

BACA JUGA:Musim Kemarau Mundur? Ini Penjelasan Lengkap BMKG soal Hujan yang Masih Terjadi

BACA JUGA:Peringatan BMKG! Cuaca 'Neraka' Menghampiri Indonesia

 

BMKG mencatat dalam sepekan terakhir, hujan dengan intensitas lebat hingga saat ini memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah, di antaranya Aceh, Sumatra Barat, Jambi, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan lainnya.

Untuk beberapa hari lalu yang mungkin musim terdapat potensi curah hujan yang cukup lebat dibeberapa wilayah Jawa Tengah itu disebabkan karena terdapat belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah. yang kemudian juga aktifnya gelombang kevin di Jawa Tengah kemudian kelembaban udara yang cukup basah di beberapa lapisan atmosfer kemudian juga labilitas yang labil kemudian faktor lokal di wilayah tersebut.

BACA JUGA:BMKG: Musim Penghujan Masih Berlangsung hingga April

BACA JUGA:Waspada! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem untuk Pemudik di Wilayah Ini

 

Sekarang suhu udara yang menyengat pada siang hari terasa relatif lebih hangat akibat kelembaban udara yang lembab. Menurut BMKG kondisi atmosfer dapat menjadi sangat labil akibat interaksi suhu permukaan laut, tekanan udara, dan kelembaban yang sangat tinggi terutama pada sore hingga malam hari.

Ini adalah indikasi yang biasa terjadi akhir musim transisi pertama ucapan Eddy, BKMG juga mengunkap awal musim kemarau tahun ini terjadi secara bertahap mulai April Hingga Juni 2025. wilayah yang memasuki musim kemarau pada April meliputi Lampung bagian timur persisir utara  Jawa bagian barat, pesisir Jawa Timur, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

BACA JUGA:BMKG Peringatkan Potensi Dampak Bibit Siklon Tropis 92S dan 96W di Indonesia! Ini Dampaknya

BACA JUGA:BMKG Ungkap Prediksi Hilal untuk Idul Fitri 2025, Begini Hasilnya!

Sumber: