Dosen dan Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Unib Bikin Percontohan Ubi Jalar Dalam Karung
mahasiswa faperta/unib-Tim Pengabdian Magister Agroekoteknologi menunjukan ke warga desa surau cara menanam ubi jalar dalam karung.-
Lokasi Desa Surau, Taba Penanjung Bengkulu Tengah
BENTENG - Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Surau ini melibatkan civitas akademika termasuk dosen dan mahasiswa pasca sarjana, Magister Agroekoteknologi Unib. Implementasi ini dilakukan dalam bentuk ceramah dan diskusi antara tim pengabdian dan warga desa Surau. Pengabdian masyarakat ini terkait dengan kesejahteraan dan ketahanan pangan warga di desa Surau yang perlu ditingkatkan. Penyuluhan dan praktek penanaman ubi jalar dalam karung dilakukan bersama-sama antara tim pengabdian dengan partisipasi ibu-ibu warga Desa Surau.
BACA JUGA:Dosen Faperta UNIB Memperkenalkan Teknik Cangkok dan Stek Tanaman Buah-buahan Agar Berbuah Lebat
Warga desa surau antusias dan semangat mengikuti kegiatan pembinaan pengabdian yang dilakukan dosen dan mahasiwa pasca sarjana Program Studi Magister Agroekoteknologi.
Dalam kegiatan ini tim pengabdian sudah membawa karung yang berisi media tanam dan bibit ubi jalar. Karung yang sudah berisi media tanam dilubangi de beberapa titik yang merepresentasikan jarak tanam kalau ditanam di petakan bedengan. Karung selain sudah dipersiapkan titik titik untuk dilubangi untuk tanam batang ubi jalar juga disediakan lubang yang sudah dipasang botol air mineral yang sudah disiapkan lubang untuk mengalirkan air bila kondisi tidak hujan.
BACA JUGA:PKM Dosen Pertanian UNIB di Gapoktan Sumber Mulya Kepahiang Bengkulu
Dalam praktek menanam batang ubi jalar ini sangat mudah dan menyenangkan dan bila sudah mulai tumbuh ubi jalarnya dapat digunakan sebagai tanaman hias di halaman eumah warga Desa Surau.
Surau adalah sebuah desa yang terletak di lereng perbukitan Kepahyang, tepatnya di Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Indonesia. Menurut Indeks Desa Bangun (IDM) 2020, Desa Surau termasuk dalam kategori desa tertinggal.
Dari segi pariwisata, desa ini tercatat sebagai desa wisata yang masih dalam tahap pengembangan. Dikenal sebagai desa tertua di Bengkulu Tengah, Surau dihuni oleh Suku Rejang, salah satu suku bangsa paling tua di Pulau Sumatera. Peradaban masyarakat Rejang lebih maju dibandingkan dengan masyarakat lainnya, yang dibuktikan dengan keberadaan pemerintahan masyarakat mandiri dan hukum adat yang dihormati oleh penduduk.
Kemajuan peradaban ini juga tercermin pada fakta bahwa Suku Rejang memiliki aksara sendiri, yaitu aksara kaganga, sebagai media komunikasi. Potensi wisata di desa ini meliputi Danau Biru, Jembatan Silver, Bukit Napal Putih, Air Panas, Air Terjun, dan Lubuk V. Namun, dalam proses pengembangannya, desa ini menghadapi berbagai kendala dan tantangan, seperti rendahnya visi masyarakat terhadap pariwisata, kurangnya minat dan kesadaran masyarakat, serta kapasitas sumber daya dan tenaga kerja yang masih terbatas.
Hambatan dalam pengembangan desa wisata sering berasal dari dalam desa itu sendiri, termasuk suprastruktur desa seperti pemerintah dan regulasi yang menghambat, duplikasi model, kurangnya diferensiasi produk, akses yang terbatas, serta kemasan paket wisata yang belum cukup menarik.
BACA JUGA:Magister Kenotariatan UNIB Gelar Kuliah Umum, Ini Temanya..
Sumber: