Apakah BLT BBM Timbulkan Kecemburuan Sosial?

Apakah BLT BBM Timbulkan Kecemburuan Sosial?

ILUSTRASI/NET--

REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Baru-baru ini Pemerintah Pusat menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) kepada masyarakat.

Namun hal tersebut justru menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat itu sendiri. Sebagaimana dikatakan Kurniasih (48) salah seorang warga Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup.

Menurutnya penyaluran BLT BBM tidak merata dan tidak tepat sasaran. Dimana masyarakat yang jelas-jelas kurang mampu tidak mendapat dan yang lebih mampu secara ekonomi justru dapat bantuan.

"Salah satu contohnya di sekitaran tempat tinggal saya, banyak orang yang ekonominya mampu dapat bantuan. Sedangkan orang-orang tua yang tidak lagi punya mata pencaharian, warga kurang mampu yang hanya bekerja sebagai buruh tani, kuli bangunan malah tidak dapat," terangnya.

BACA JUGA:BLT BBM Mulai Disalurkan

BACA JUGA:Polres Kawal Penyaluran BLT BBM

Dirinya juga menjelaskan, orang-orang yang sebelumnya mendapat bantuan sosial (Bansos) program keluarga harapan (PKH) dan bantuan sosial sembako (BSS), kini juga dapat BLT BBM yang disalurkan tersebut.

Sebaliknya warga yang tidak dapat bansos PKH dan BSS juga tidak dapat BLT BBM, padahal secara kriteria warga tersebut layak dan berhak dapat.

"Jadi yang sudah dapat bansos lain kini dapat lagi, sedangkan yang sebelumnya tidak pernah dapat benar-benar zonk, alias tidak dapat sama sekali," paparnya.

Hal senada juga dikatakan Sucisah (38), jika didasarkan pada kriteria penerima Bansos dirinya mengaku layak dan berhak menerima.

BACA JUGA:Usai Imunisasi, Bayi 6 Bulan MD

BACA JUGA:SDN 62 RL Hanya Memiliki 3 Laptop

Sebab dirinya mengaku hanya bekerja sebagai buruh tani yang penghasilan setiap bulannya kecil.

"Belum lagi anak-anak masih sekolah, dan saya juga sedang punya balita. Bukannya secara kriteria saya berhak dapat, tapi nyatanya tidak," ujarnya.

Kelompok masyarakat yang cemburu sosial terhadap Bansos BLT BBM tersebut, meminta pemerintah untuk mengevaluasi dan memverifikasi ulang data penerima bantuan.

Karena apabila seperti ini terus, sampai kapan pun penyaluran Bansos tidak akan pernah tepat sasaran dan tidak merata.

Sumber: