Karena kemungkinan pengukuran SSGI hanya dilakukan melalui sampel-sampel secara umum saja.
"Sampai saat ini saya belum tahu pengukuran yang dilakukan melalui SSGI itu seperti apa. Tapi kalau pengukurannya dilakukan secara sampel pada lokus-lokus yang ada di masing-masing Kabupaten, artinya pengukuran kita melalui EPPGBM sangat akurat. Namun kita tunggu saja pengumuman resminya dari pihak Kemenkes pada awal bulan Maret nanti," ucapnya.
Meski demikian masih dikatakan Zulfan, di tahun 2023 ini hingga 2024 nanti dirinya optimis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rejang Lebong dapat menekan angka stunting sesuai dengan yang sudah ditargetkan.
"Tentu kami sangat optimis dapat memenuhi target penekanan angka stunting yang sudah ditetapkan. Karena banyak upaya-upaya yang kami lakukan di tahun 2023 ini untuk percepatan penanganan stunting. Salah satunya adalahnya perluasan lokus yang menjadi perhatian untuk penanganan stunting," sampainya.
Sindang Dataran jadi Fokus Penanganan
Sementara itu, berdasarkan survei dan pengukuran yang dilakukan oleh Tim Penanganan Percepatan Stunting (TPPS) Kabupaten Rejang Lebong.
Di tahun 2023 ini Kecamatan Sindang Dataran memiliki angka tertinggi untuk stunting nya, yakni sebesar 13,7 persen.
Karena nya Zulfan mengatakan, Kecamatan Sindang Dataran tersebut merupakan salah satu lokus kecamatan yang akan menjadi pusat perhatian dalam upaya penanganan stunting di Kabupaten Rejang Lebong.
"Dibanding dengan kecamatan lain, angka stunting di Kecamatan Sindang Dataran jauh lebih tinggi. Karena nya meski ada 36 desa dari 15 kecamatan yang menjadi lokus penanganan stunting. Kecamatan Sindang Dataran akan menjadi lokus yang sangat harus diperhatikan untuk penangananya," tutup Zulfan.
Kasus Stunting Terendah, Dinkes Terus Maksimalkan Pengukuran EPPBGM
Sehubungan dengan data angka stunting yang menunjukan Kabupaten Rejang Lebong memiliki angka stunting kedua terendah di Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan pengukuran Program Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Berbasis Gizi Masyarakat (EPPBGM).
Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Rejang Lebong mengklaim, data tersebut masih belum maksimal untuk disandingkan dengan pengukuran survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menggunakan sampel untuk pengukurannya.
BACA JUGA:Soal Kasus Stunting Terendah, Dinkes Terus Maksimalkan Pengukuran EPPBGM
Sehingga perlu dilakukan pendataan lebih lanjut untuk terus dimaksimalkan.
Disampaikan Plt Kepala Dinkes Rejang Lebong Rephi Meido Satria SKM melalui Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat Marthawati SST, sejauh ini pengukuran EPPBGM melalui penimbangan bayi yang dilakukan baru sekitar 76 persen sehingga masih harus dimaksimalkan lagi pengukuran yang dilakukan.