REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 44 Rejang Lebong saat ini mengeluhkan kondisi sekolahnya yang masih banyak kekurangan ruangan.
Seperti halnya ruang kepala sekolah, ruangan guru, ruangan laboratorium komputer dan laboratorium IPA sehingga sekolah tersebut harus memanfaatkan ruangan kelas di sekolah nya sebagai ruangan kantor dan juga ruangan kepala sekolah.
Sementara itu disampaikan kepala sekolah SMPN 44 Rejang Lebong, Suwanto MPd bahwasanya sekolah yang berada di Desa Air Rusa kecamatan Sindang Dataran tersebut terakhir kali mendapatkan bantuan yakni pada tahun 2021 lalu dan bantuan tersebut juga hanya berupa perbaikan ruangan kelas.
BACA JUGA:SDIT Semarak, Laksanakan Program Jumat Sunnah
BACA JUGA:Soal Beasiswa Pemkab, Ini Tanggapan Kampus IAIN
"Ya beginilah kondisi sekolah kami saat ini masih sangat banyak kekurangannya seperti ruang kepala sekolah, ruangan guru, LAB Komputer, LAB IPA," ujar Kepsek.
Dikatakannya bahwasanya kondisi tersebut sangat membatasi sekolah nya dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Apalagi sekolahnya tersebut merupakan salah satu sekolah penggerak yang dituntut harus bisa menggerakkan sekolah-sekolah lainnya.
"Sebenarnya yang kami harapkan bukan hanya perbaikan saja akan tetapi pengadaan ruangan baru, karena sekolah kami dari tahun 2004 sampai sekarang ini belum mempunyai ruang Kepala Sekolah, ruangan Guru , LAB IPA dan komputer. Hal tersebut sudah kami sampaikan baik melalui Data Dapodik maupun secara langsung, akan tetapi sampai sekarang ini apa yang kami harapkan belum kami terima," jelas Kepsek.
BACA JUGA:Astaga.. Seragam Gratis Dinilai Tidak Adil
BACA JUGA:Beasiswa Rp 1 Miliar untuk Kuliah
Dijelaskan Kepsek, bahwasanya secara administrasi persyaratan, sekolahnya tersebut sudah sangat layak mendapatkan bantuan pengadaan ruangan baru maupun perehaban melalui anggaran dari dana alokasi khusus tersebut.
Karena sekolahnya tersebut merupakan salah satu sekolah penggerak angkatan pertama, dan juga sekolahnya tersebut sudah mempunyai sertifikat kepunyaan lahan, dan jumlah siswa sekolah tersebut sudah lebih dari 50 orang siswa.
"Walaupun sekolah kami di pelosok, sekolah kami juga sangat membutuhkan perhatian, apalagi sekolah kami merupakan sekolah penggerak yang akan menjadi contoh bagi sekolah - sekolah lainnya," jelasnya.
BACA JUGA:Banyak yang Main Lato Lato, Ini Respon Dewan Pendidikan