KEPAHIANG, CURUPEKSPRESS.COM - Kepergian Bambang Heri Purwanto (50) salah seorang Bacaleg Dapil 3 Partai Gelora Kepahiang. Tentu meninggalkan duka mendalam untuk keluarga dan juga jajaran pengurus Partai Gelora Kepahiang.
Diungkapkan, Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Partai Gelora Bermani Ilir Kepahiang Zaiginali, dirinya bersama jajaran partai sangat kehilangan sosok kader yang akrab dengan dirinya. Akibat laka lantas yang terjadi di Jalan Desa Kota Agung, Kepahiang. Menyebabkan Bambang yang merupakan Bacaleg Partai Gelora harus meninggal dunia.
Dimana menurut Zaiginali, almarhum merupakan sosok yang sangat bersemangat dan memiliki komitmen di dalam partai.
"Kami sebagai pengurus partai (Gelora, red), melihat almarhum merupakan kader yang sangat bersemangat dan memiliki komitmen serta bersungguh-sungguh dalam membangun cita-citanya. Sehingga kami tak menyangka kalau beliau dipanggil secepat ini," ungkap Zaiginali.
BACA JUGA:
Diceritakan Zaiginali, dirinya secara pribadi juga akrab dengan almarhum, karena dia dan almarhum masih memiliki hubungan keluarga. Selain itu menurutnya, almarhum juga merupakan orang menjadi panutan untuk dirinya. Dirinya secara pribadi dan juga mewakili Partai turut berdukacita atas meninggalnya korban.
"Kedekatan kami bagaikan kakak kandung sendiri, karena kami masih ada hubungan saudara," jelasnya.
Sementara itu diceritakan Sandes Saputra (30) yang merupakan menantu dari korban, sosok korban di lingkungan Desa Cinta Mandi Kepahiang merupakan tokoh masyarakat yang sangat baik.
"Almarhum (Korban, red) sosok yang dituakan Desa Cinta Mandi ini, karena beliau juga merupakan tokoh masyarakat di sini," tetang Sandes.
BACA JUGA:
Bahkan dikatakan Sandes, dirinya sangat bangga dengan almarhum, pasalnya almarhum sangat dihormati di Desa Cinta Mandi. Hingga saat korban mau di makamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Cinta Mandi, banyak orang yang berdatangan.
"Almarhum adalah panutan banyak masyarakat, terlihat saat dimakamkan banyak keluarga dan masyarakat yang berdatangan," ungkapnya.
Selain itu diceritakannya juga, almarhum sendiri merupakan anak kedua dari 8 bersaudara, dan sejak lahir hingga sekarang korban masih tinggal di Desa Cinta Mandi.
Sehari-hari korban bekerja sebagai kuli bangunan, untuk menghidupi dua orang anaknya beserta istri.
"Korban ini meninggalkan 5 orang anak tiga lainnya sudah menikah, tinggal 2 orang yang satu baru lulu, satu lagi masih SMA," jelas Sandes.
BACA JUGA:
Diketahui sebelum meninggal dunia, almarhum pergi ke Desa Temdak untuk menghadiri acara pernikahan keluarga di sana. Bahkan almarhum juga sempat mampir ke rumah menantunya, untuk bermain bersama sang cucu. Namun sekitar pukul 17.00 WIB pihaknya mendapat kabar almarhum sudah meninggal dunia.
"Saya masih tidak menyangka, orang tua kami itu dipanggil secepat itu. Padahal saat ini, dirinya masih berjuang untuk masyarakat," tutupnya.