NASIONAL, CURUPEKSPRESS.COM - Hidup Nabi Muhammad bahkan semenjak masa kecil dan masa mudanya ditempuh kondisi yatim dan piyatu (kehilangan ayah dan ibu).
Muhammad kecil mendapat kasih sayang dari kakek dan pamannya.
Ketika melihat tingkah senang dan gembira dari anak-anak sebayanya tatkala bersama dengan para orang tuanya, kiranya justru menumbuhkan kesan dan citra tersendiri betapa cinta dan kasih sayang (mahabbah) merupakan sesuatu yang paling ultimate dalam hidup bermakna.
Ustdaz Hanan Attaki atau UHA bercerita dalam video singkat di channel youtube @cahayahidayah12 tentang besarnya kecintaaan Nabi kepada umatnya.
Ketika lagi di Padang Mahsyar, Rasulullah langsung mencari umatnya "dimana umat-umatku" kata Nabi. Kemudian Nabi sujud kepada Allah dengan sujud yang sangat lama.
Sampai-sampai Allah mengatakan "wahai Muhammad bangkitlah dari sujudmu". Rasul menjawab "ya Allah aku tidak akan bangkit dari sujudku sebelum aku mendapatkan apa yang engkau janjikan".
Dalam sujud yang lama itu Nabi menangis tersedu-sedu. Lalu kemudian Allah berkata lagi "ya Muhammad kenapa engkau menangis?". Nabi menjawab lagi, "ya Allah selamatkan lah umatku dari api neraka, yang mereka di dalam hatinya ada iman walau sebesar biji jagung".
BACA JUGA:
Balik lagi di bawah arsy Allah, Rasulullah sujud lagi yang lama, menangis lagi sepanjang waktu yang cukup lama. Sampai Allah berkata lagi "wahai Muhammad bangkit, bangkit, apa yang engkau inginkan".
Nabi pun menjawab lagi "ya Allah keluarkan lah umatku yang di dalam neraka, yang di dalam hatinya ada iman walau sekecil biji sawi (dzarrah)".
Lantas Allah berkata, "apa lagi ya Muhammad, bukankah aku sudah menyelamatkan banyak dari umatmu". Jawab Nabi "ya Allah demi kasih sayang yang engkau miliki, selamatkan lah umatku, yang mereka tidak mempunyai amal kecuali hanya mengatakan 'laa ilaha illallah'".
Allah Subhanahu wa taala bahkan menyampaikan pesan kepada pribadi agung Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang menandai mahabbah atau kecintaan kita kepada Allah SWT dengan mengikuti dengan penuh loyalitas kepada Nabi Muhammad dengan cara mengikuti apa yang diajarkan dan dicontohkan beliau kepada umatnya.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam QS Ali Imran ayat 31,
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya : Katakanlah (Nabi Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosa mu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran ayat 31).
BACA JUGA:
Bahkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Nabi Muhammad pernah bersabda dan secara tidak terduga berujar kepada Abu Bakar,
"hai Abu Bakar, aku begitu merindu untuk bisa bertemu dengan saudara-saudaraku" Abu Bakar menjawab: "apa maksudmu ya Rasulullah, bukankah kami ini semua saudara-saudaramu?"
Rasulullah bersabda: "Kamu semua adalah para sahabatku, bukan saudaraku. Saudaraku adalah yang belum pernah melihatku apalagi menemaniku dan bersamaku, tetapi mereka beriman kepadaku." (HR. Muslim)
Mahabbah atau kebesaran dan kebenaran cinta Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya, telah mengubah seluruh lingkup kehidupan. Khususnya di Makkah dan Madinah pada zamannya, dari yang semula berbudaya biadap menjadi beradab.