Pemdes Pulo Geto Baru Bantah Soal Pemotongan Gaji
NICKO/CE Kades Pulo Geto Baru bersama Sekdes dan Ketua BPD.--
KEPAHIANG, CURUPEKSPRESS.COM - Berkenaan dengan kabar yang beredar soal laporan masyarakat Pulo Geto Baru Kecamatan Merigi yang mengeluhkan kebijakan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat yang melakukan pemotongan gaji terhadap perangkat desa, Linmas, kader Posyandu dan juga Perangkat Agama.
Informasi tersebut dibantah dengan tegas oleh Pemdes yang bersangkutan.
Sebagaimana disampaikan Kades Pulo Geto Baru, Riska saat dikonfirmasi oleh CE, jika laporan keluhan masyarakat yang dituangkan secara tertulis tersebut tidak ada yang benar.
Dimana Riska mengatakan, pihaknya tidak pernah melakukan pemotongan gaji perangkat yang ada. Melainkan perangkat desa sendiri menyisihkan gajinya untuk membantu memberikan gaji beberapa staf desa lantaran anggaran yang tersedia tidak mencukupi.
BACA JUGA:VIRAL... Kasus Pemotongan Gaji
BACA JUGA:Usai Suami Bidan jadi Tersangka, Kapus Cabut Gugatan Penganiayaan?
Serta sisanya untuk sumbangan berkurban pada hari raya haji nanti. Itupun dikatakannya, berdasarkan keinginan dan kesepakatan bersama.
"Saya bersama Pemdes lainnya tidak pernah memotong gaji perangkat yang ada sepeserpun. Namun memang berdasarkan kesepakatan bersama, perangkat menyisihkan uangnya untuk membantu gaji staf desa lantaran anggaran yang ada tidak mencukupi. Saya rasa ada oknum tak bertanggungjawab yang sengaja menghasut membuat laporan tersebut karena suatu alasan," ujarnya.
Diakui Riska, selain untuk memberikan gaji staf, uang gaji perangkat yang dikumpulkan tersebut diberikan untuk para tim suksesnya terdahulu sebanyak 24 orang.
Hanya saja memang yang sangat disayangkan, 24 orang yang digaji tersebut tidak bekerja dan menunggu jatah bulanan saja dari pihaknya.
BACA JUGA:Wabup: ASN Disarankan Bayar ZIS ke Baznas
BACA JUGA:44 Dukungan Balon DPD RI Dinyatakan TMS
Dengan alasan memiliki peran yang sangat penting sebelum dirinya terpilih menjadi kades.
"Saya buka jujur-jujuran disini, untuk pemotongan gaji tersebut tidak pernah kami lakukan. Namun, memang berdasarkan kesepakatan bersama, kami menyisihkan gaji yang diterima untuk membantu memberikan gaji staf kantor desa dan juga 24 orang yang dianggap penting tersebut. Namun memang berdasarkan faktanya, mereka tidak bekerja," terang Riska.
Sumber: