Wisata Tapurarang Situs Sejarah Purbakala di Papua Barat

Wisata Tapurarang Situs Sejarah Purbakala di Papua Barat

Screnshot Youtube Yakachanel-ILUSTRASI/NET-

NASIONAL, CURUPEKSPRESS.COM - Bukan hanya wisata pantai saja yang menjadi unggulan di Papua Barat, ada juga wisata situs purbakala peninggalan pra sejarah jaman megalitikum.  Seperti salah satunya Objek Wisata Situs Tapurarang, yang berlokasi di Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. 

Terlihat dari situs ini kehidupan kala itu yang terlukis melalui beberapa cap tapak tangan dan kaki warna merah di dinding goa. Kurang lebih objek wisata yang ada ditepi laut ini mempeihatkan, berupa objek lukisan berupa telapak tangan, mata, telapak kaki, lumba lumba, cicak, tumbuhan, daun, wajah manusia, hingga bumerang, gambar - gambar ini menunjukan kesehariannya masa lalu.

BACA JUGA:Datangi Surga Snorkeling dan Diving Pantai Waiwo di Papua Barat

Objek gambar tersebut dibuat seperti disembur. Tintanya berwarna merah dan kuning,  dipastikan berasal dari pewarna alami. Meskipun demikian, warnanya tetap terjaga hingga saat ini.Warna merah pada lukisan tebing ini juga menyerupai warna darah manusia. 

Sehingga masyarakat setempat juga sering menyebut lukisan tersebut sebagai lukisan cap tangan darah. Lukisan ini menjadi tempat yang disakralkan oleh masyarakat setempat.

Dari penuturan masyarakat sekitar, jika berhembus cukup kuat cerita rakyat dan masyarakat setempat, lukisan ini adalah wujud orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan paling menakutkan. 

BACA JUGA:Pesona Taman Nasional Lorentz Papua yang Memukau

Dahulu kono dari cerita jika nenek ini meninggal saat terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang ditumpangi, dan dari seluruh penumpang di perahu itu, hanya nenek ini yang meninggal. Saat itu tak ada satu pun penumpang di atas perahu yang berusaha membantu sang nenek untuk menyelamatkan diri. 

Lantaran merasa sakit hati, arwah nenek yang telah berubah menjadi setan kaborbor mengutuk seluruh penumpang perahu yang berusaha menyelamatkan diri di atas tebing batu.

Dengan kutukan yang terjadi tersebut seluruh penumpang dan hasil-hasil laut yang dibawa seketika berubah menjadi lukisan tebing.

BACA JUGA:Taman Nasional Wasur Menjelajah Lahan Basah di Papua

Namun, cerita masyarakat tidak banyak mereka ceritakan kepada pengunjung. Sebab bagi mereka, menceritakan rahasia misteri jaman kuno sama saja membunuh diri mereka.

Biarlah hal ini menjadi lestari di kalangan mereka saja, pasti ada alasan baik mengapa hal ini tidak perlu di ekspose sedemikian dalamnya.

Selain itu lokasi dari lukisan ibu berada di hutan bakau yang subur ditemani dengan air jernih yang mengaliri sekelilingnya bersatu padu dengan tumbuhnya pohon-pohon besar yang rindang.

Sumber: