Sejarah Wabah Penyakit Menyerang Kerajaan Pat Petulai, Gagal Panen dan Ternak Mati

 Sejarah Wabah Penyakit Menyerang Kerajaan Pat Petulai, Gagal Panen dan Ternak Mati

Sumber foto @data dosen senusantara, suasana masyarakat suku Rejang zaman dulu.-ist-

CURUPEKSPRESS.COM - Pada suatu masa datanglah musim kedukaan di dalam Kerajaan Rejang Pat Petulai yang dipimpin oleh Tuan Biku Sepanjang Jiwo, Tuan Biku Bermano, Tuan Biku Bembo dan Tuan Biku Bejenggo.

Dimana kala itu, keempat Tuan Biku beserta rakyatnya banyak yang terserang wabah penyakit dan bahkan meninggal dunia. Saat itu digambarkan jika tanaman padi sebagai bahan makanan pokok tidak ada yang panen dan begitu juga dengan ternak pun tiada yang jadi.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk bisa sembuh dan bangkit dari musibah tersebut. Setelah melakukan berbagai upaya untuk menolak balak (bahaya dan musibah) yang juga tiada hasil. Maka keempat raja ini mufakat untuk memanggil dan menyuruh ahli nujum melihat dalam ramalannya terhadap kejadian yang dialami oleh keempat kerajaan tersebut.

BACA JUGA:

Menurut perkataan ahli nujum, yang menyebabkan kedatangan marabahaya negeri semacam itu adalah seekor siamang (Beruk) putih yang tinggal di atas Pohon Benuang Sakti. Apabila siamang putih ini mengeluarkan suara ke arah yang ditujunya, maka negeri-negeri sebagian yang dihadapinya itu mendapat marabahaya seperti yang telah diderita oleh mereka pada masa itu.

 

Atas kesepakatan keempat raja tersebut, dicarilah batang Benuang Sakti tempat kediaman Siamang Putih itu bersemayam untuk ditebang.Keempat raja ini akhirnya berpencar mencari batang Benuang Sakti yang dimaksud. Akhirnya batang Benuang Sakti yang dimaksud itu ditemukan oleh Tuan Biku Bermano. 

Ditebang nya batang Benuang Sakti, anehnya saat batang itu ditebang oleh Tuan Biku Bermano tidak juga kunjung roboh.Bahkan lebih anehnya lagi segempal potongan kayu runtuh akibat ditebang dua gempal pula kayu itu kian membesar batangnya.

Para Tuan Bikut terus mencoba dan melakukan penebangan pohon tersebut hingga benar-benar roboh dan tumbang. Setelah kayu sakti itu roboh dan siamang putih pun raib, keempat kelompok itu mendapatkan julukan masing-masing menurut kelakuan dan pekerjaan waktu menebang pohon yang dikenal Pat Petulai yang masing-masing diberi nama:

1. Petulai Sepanjang Jiwo diberi nama Tubai (Tubei) asal katanya dari beubei-ubei artinya bertumpuk-tumpuk.

2. Petulai Bembo diberi nama Juru Kalang yang artinya tukang galang.

3. Petulai Bejenggo diberi nama Selupuei (Selupu) berasal dari kata berupuei-upuei artinya bergegas-gegas.

4. Petulai Bermano diberi nama Manei artinya daya.

BACA JUGA:

Sumber: