Dampak Tarif Impor Trump! Ancaman PHK di Industri Tekstil Indonesia

Dampak Tarif Impor Trump--
CURUPEKSPRES.COM - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa, mengingatkan pemerintah agar tidak salah langkah dalam merespons kebijakan tarif impor terbaru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kebijakan ini, yang menetapkan tarif sebesar 32 persen untuk produk tekstil Indonesia, berpotensi meningkatkan angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sudah mengkhawatirkan di sektor ini.
Para pelaku industri mengkhawatirkan, jika tidak dikelola dengan baik, PHK massal dapat terjadi, mengingat banyak karyawan telah terpengaruh oleh situasi yang ada. Dalam pernyataannya, Kartiwa menekankan pentingnya pemerintah untuk segera membentuk tim negosiasi dengan tujuan menurunkan defisit perdagangan antara AS dan Indonesia.
BACA JUGA:Donald Trump Terapkan Tarif Masuk untuk 180 Negara, Termasuk Indonesia!
BACA JUGA:Rupiah Anjlok Tembus 16.676 per Dolar AS! Dampak Ancaman Tarif Trump
Ia mengingatkan bahwa banyak negara lain yang terkena tarif serupa akan mencari pasar alternatif, yang bisa mengakibatkan banjir produk tekstil dari luar negeri ke Indonesia. Jika Indonesia menjadi target utama, dampak negatif pada industri lokal dan angka PHK dapat semakin parah.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wiraswata, juga menyampaikan keprihatinan yang sama. Ia menegaskan bahwa kebijakan tarif resiprokal ini tidak hanya akan mempengaruhi ekspor, tetapi juga dapat menghancurkan industri tekstil domestik. Menurutnya, tindakan relaksasi impor sebagai respons terhadap tarif Trump justru akan memperburuk keadaan.
BACA JUGA:Trump Pilih Miliarder Ini Jadi Bos Baru NASA, Bukan Elon Musk!
BACA JUGA:Arab Siapkan Strategi Hadapi Donald Trump soal Gaza
Berbagai asosiasi industri meminta pemerintah untuk berpikir strategis dan tidak terjebak dalam manipulasi pasar oleh negara lain, terutama China. Mereka mengkhawatirkan bahwa langkah-langkah yang tidak tepat dapat memperburuk iklim usaha dan memicu PHK lebih lanjut. Dengan populasi yang besar, Indonesia berisiko menjadi tempat pembuangan produk-produk yang tidak laku di negara lain.
Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah untuk menyusun strategi mitigasi yang tepat agar industri tekstil Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu bersaing di pasar global. Kebijakan yang proaktif dan responsif akan sangat dibutuhkan agar sektor ini tidak terpuruk lebih dalam akibat kebijakan luar negeri yang tidak menguntungkan.
BACA JUGA:Donald Trump Ancam Ambil Langkah Tegas terhadap Gaza, Ini Pernyataannya!
BACA JUGA:Trump dan Wacana Pengambilalihan Gaza, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Sumber: