Usaha Kerupuk Salai Tetap Eksis

Usaha Kerupuk Salai Tetap Eksis

CE ONLINE - Pengrajin kerupuk Pisang salai rasa coklat di Rejang Lebong, di masa Covid sempat mengalami penurunan omset dari biasanya. Pasalnya sejak wabah covid, kurangnya warga atau pengunjung ke dari luar daerah ke kota curup di masa pandemi dan sejumlah objek wisata setempat sempat ditutup demi mengurangi kerumunan. Biasanya kedatangan pengunjung inilah yang membeli kerupuk khas Rejang Lebong sebagai oleh-oleh. Disamping itu, beberapa pembeli yang memasok kerupuk Pisang Coklat untuk ke luar daerah juga terkendala akses yang dibatasi.

Marwiyah, pemilik usaha kerupuk pisang salai rasa coklat dan beberapa makanan khas lainnya yang tempat produksinya di Kelurahan Sidorejo ini mengaku produksi kerupuknya sempat menurun 50 persen dari biasanya. Perubahan ini terjadi semenjak beberapa bulan terakhir selama pandemi Covid- 19.
"Kami yang biasa mampu mengolah 40 kilogram per hari kerupuk kering. Sekarang cuma berkisar 20 kilogram, itu karena permintaan menurun juga," paparnya. Saat diwawancarai CE, Senin (23/11).

Bisnis kerupuk ini rupanya sudah menjadi sumber penghasilan utama keluarga Marwiyah hal itu yang kemudian membuat mereka tetap harus mempertahankan usahanya meski badai Corona tak tahu kapan berakhir.
"Usaha saya ini dimulai dari tahun 1994, dan terdapat beberapa karyawan yang ikut membantu selama 20 tahun ini jadi itu salah satu alasan saya harus mempertahankan usaha ini walaupun dari mereka sempat dirumahkan sementara tetapi sekrang sudah mulai membaik," ungkapnya.

Selain itu untuk omset yang dia dapat sekarang itu sebanyak 1 juta sampai 2 juta perharinya, jika dibanding disaat covid lagi merebah Marwiyah mengatakan sampai 50 ribu sehari.
"Ya alhamdulilah walaupun belum sepenuhnya normal tetapi, untuk pengiriman ataupun permintaan kerupuk pisang milik saya ini sudah mulai berdatangan dan banyak, barusan saja dari pelanggan datang dari pagar alam dam sudah pesen 500 bungkus untuk siap diantar," ungkapnya.

Dalam mengolah kerupuk pisang Coklat atau biasa disebut salai ini Marwiyah memiliki 10 pekerja yang direkrut dari tetangga terdekat. Jumlah pekerja ini bisa bertambah, ketika permintaan kerupuk meningkat. Adapun bebrapa makanan khas yang ia jual itu seperti kerupuk pisang salai, kerupuk pisang, sanjay dan juga beberapa makanan khas lainnya itu di mulai dari Rp20 hingga Rp30.000 dalam satu kemasan. (CW1)

IKUTI JUGA AKUN MEDSOS CE DIBAWAH INI:

Sumber: