Ini Penyebab Antrian Panjang Solar,16 Ton Dikonsumsi 3 Daerah

 Ini Penyebab Antrian Panjang Solar,16 Ton Dikonsumsi 3 Daerah

JACK/CE Antrian panjang kendaraan untuk mendapatkan BBM Jenis Solar--

KEPAHIANG, CURUPEKSPRESS.COM- Antrian panjang kendaraan di 2 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Kabupaten Kepahiang yakni SPBU Kelobak dan SPBU Pekalongan dalam beberapa waktu ini telah menjadi pemandangan yang setiap hari dapat kita saksikan.

Bahkan antrian kendaraan yang selalu mengular itu terjadi sejak pagi hingga sampai dengan malam hari.

Tidak sedikit pula kendaraan berbadan besar itu terpaksa harus bermalam untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada dua SPBU tersebut.

Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan UKM Kepahiang Jan Johanes Dalos, yang dikonfirmasi kemarin, mengaku telah mengetahui penyebab dari terjadinya antrian panjang kendaraan pada 2 SPBU itu.

BACA JUGA:2 Desa Gagal Cairkan DD Tahap II, KPPN: Tahap III Jangan Terulang

BACA JUGA:Waspada! Bencana Alam Mengancam

Sebagaimana dikatakan Yan Dalos --Jan Johanes Dalos-- yang akrab disapa, selain disebabkan adanya pengurangan jumlah pasokan BBM Solar pada 2 SPBU itu, konsumen BBM Solar di dua SPBU itu, diketahui juga bukan hanya dari masyarakat Kepahiang, tetapi juga kendaraan dari luar Kepahiang.

"Senin kemarin, tim kami sudah melalukan monitoring di dua SPBU yang menjual BBM solar subsidi, SPBU Kelobak dan SPBU Pelakongan. Dari hasil monev itu, diketahui Pertamina telah mengurangi jatah pasokan dari yang serbelumnya sebanyak 16 ton sehari dimasing-masing SPBU sekarang ini hanya tinggal 8 ton untuk masing-masing SPBU," kata Dalos.

BACA JUGA:Jelang Perekrutan P3K Guru Honorer Laporkan Data

BACA JUGA:2 Kafilah Lebong, Wakil Provinsi MTQ Nasional, Matangkan Persiapan

Kebijakan mengurangi jatah pasokan dari Pertamina untuk BBM subsidi jenis solar, sebut Dalos, dikarenakan untuk menjaga jatah distribusi ke Kabupaten Kepahiang hingga bisa mencukupi hingga pada akhir tahun ini.

Jika tidak ada pembatasan tegas Dalos, dikhawatirkan jatah kuota BBM solar untuk Kepahiang tidak akan mencukupi hingga sampai dengan akhir tahun.

"Pembatasan kuota distribusi ini bukan hanya berlaku untuk kita Kepahiang tetapi juga berlaku untuk seluruh SPBU yang ada di Provinsi Bengkulu dan beberapa daerah lainnya," ujarnya.

Selain adanya pengurangan kuota pengiriman dari yang sebelumnya 16 ton untuk masing-masing SPBU, sebut Dalos, konsumen BBM solar yang ikut mengantri pada 2 SPBU tersebut bukan hanya dari warga Kabupaten Kepahiang,  tetapi juga datang dari Kabupaten lain seperti Rejang Lebong dan Kabupaten Empat Lawang (Sumsel).

"Mungkin, dengan pengurangan itu kalau konsumennya hanya warga kita (Kepahiang, red) kami rasa kalaupun ada antrian tidak akan panjang seperti sekarang ini. Tapi dari hasil monitoring kami, banyak juga yang ikut mengantri itu warga dari Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Empat Lawang Sumsel serta kendaraan-kendaraan besar lainnya yang memang pada saat itu melintas dan memburuhkan BBM," bebernya.

BACA JUGA:Polisi Amankan 10 Penjudi di Kepahiang, Sabung Ayam Hingga Slot

BACA JUGA:SMPN 23 Rejang Lebong, Hidupkan Kembali Ekskul Pramuka

Menyikapi hal ini tambah Dalos, pihaknya tidak bisa bertindak, selagi yang ngantri memang membutuhkan BBM untuk kepentingan usaha, bukan untuk melakukan penimbunan.

"Kami pikir hal ini wajar saja, karena seperti Rejang Lebong, SPBU yang menyediakan solar hanya SPBU yang ada di PUT, sementara untuk menjalankan kendaraan mereka SPBU yang terdekat hanya di Pekalonganpun juga dengan beberapa warga yang berada di wilayah Empat Lawang, mereka lebih cepat mendapatkan BBM di SPBU Kelobak," jelasnya.

BACA JUGA:PAUD Fajar Harapan, Bakal Laksanakan Market Day

Hanya saja Yan Dalos, berharap jangan ada pihak-pihak yang mencoba untuk memanfaatkan situasi tersebut untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan melakukan penimbunan.

"Jadi masalahnya sudah diketahui selain karena adanya pengurangan kuota pasokan yang sebelumnya di dua SPBU itu mendapatkan 32 ton sehari sekarang hanya 16 ton saja," tukas Yan Dalos.

Sumber: