Mantan Kepsek Bantah Gelapkan Biaya Pembuatan Seragam

Mantan Kepsek Bantah Gelapkan Biaya Pembuatan Seragam

DOK/CE Mantan Kepala SD 6, Rahmayani--

KEPAHIANG, CURUPEKSPRESS.COM - Setelah dilaporkan puluhan wali muridnya ke Mapolres Kepahiang dengan dugaan pengelapan biaya pembuatan seragam sekolah pada Rabu, 31 Agustus 2022 lalu.

Akhirnya mantan Kepala Sekolah SDN 6 Kepahiang, Rahmayani AMaPd, buka suara atas laporan yang diarahkan pada dirinya tersebut. 

Ditemui seusai melakukan serah terima jabatan Ka SDN 6 dari dirinya dengan Kepsek yang baru, Kamis (1/9) kemarin di Lingkungan  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kepahiang, Rahmayani, membantah dituduh telah mengelapkan atau menyelewengkan uang seperti yang dilaporkan.

Yang mana diakuinya, jika pemesanan baju seragam untuk 38 murid SD yang pernah dipimpinnya itu telah dipesannya pada salah satu konveksi yang berada di Kota Bandung Jawa Barat.

BACA JUGA:2 Tahun Baju Seragam Belum Diterima, Puluhan Wali Murid SDN 6 Kepahiang Lapor Polisi

BACA JUGA:Penyandang Disabilitas Dibantu Tongkat dan Kursi Roda

Hanya saja belum dilakukan pengiriman dikarenakan masih ada tunggakan pelunasan dari pihaknya ke salah satu konveksi tersebut.

"Pertama saya meluruskan, kalau masalah ini bukan sejak tahun 2020 seperti yang disampaikan para wali murid, tapi terjadi pada mulai tahun ajaran 2021. Dan tidak benar sama sekali kalau saya dikatakan mengelapkan uang itu, karena sebagian uang yang telah disetor wali murid sudah saya berikan ke Konveksi tempat dimana baju seragam itu kita pesan," ujarnya.

Dijelaskannya, pemesanan sebanyak 3 setel baju seragam yakni batik, muslim dan olahraga merupakan hasil kesepakatan pihaknya dengan wali murid untuk penyeragaman dari 3 atribut tersebut, bagi seluruh siswa SDN 6 Kepahiang.

BACA JUGA:Ada 5 Pelamar Direksi Perumdam TBK

BACA JUGA:Pengurus MUI Dikukuhkan

Dengan setiap siswa dikenahkan biaya sebesar Rp 360 ribu. Namun sayang tembah Rahmayani, dari 38 siswa yang tercatat di sekolah tersebut pada tahun 2021, belum semuanya membayar biaya tersebut.

Sehingga uang yang sudah terkumpul diakuinya sebesar Rp 7.250 juta telah dikirimnya pada tempat pemesanan baju itu di Kota Bandung.

"Belum semua bayar, ada memang yang sudah lunas, ada juga yang masih menyicil dan bahkan ada juga yang sama sekali belum membayar," ujarnya.

Dengan demikian tegasnya, menjadi kendala bagi pihak sekolah untuk menuntut tempat pemesanan agar dapat mengirim baju seragam yang dipesan sekolah.

BACA JUGA:Pengurus MUI Dikukuhkan

BACA JUGA:Oktober, Pemenang ADWI Ditetapkan

"Bajunya sudah selesai, kami sudah menghubungi tempat pesanan untuk segera dikirim ke Kepahiang. Tapi mereka (konveksi, red) belum mau mengirim sebelum kami melunasi seluruh biaya pemesanan," akunya.

Tambah Rahmayani, jika saat ini wali murid menuntut untuk segera mendapatkan baju seragam yang dipesan, dirinya juga meminta masing-masing wali murid untuk dapat melunasi sejumlah biaya yang sudah disepakati bersama pada tahun 2021 lalu.

Sumber: