Belasan Balita di Kecamatan Amen Kurang Gizi

Belasan Balita di Kecamatan Amen Kurang Gizi

Dok/CE Puskesmas Sukaraja Kecamatan Amen--

LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sukaraja Kecamatan Amen Kabupaten Lebong.  mencatat sampai dengan saat ini ada 11 anak bawah lima tahun (Balita) mengalami kasus gizi buruk atau kurang gizi. 

Jumlah ini meningkat jika dibanding pada tahun 2021 yang ada hanya 5 kasus balita kurang gizi.

Sebagaimana disampaikan Kepala Puskesmas Sukaraja, Widya Astuti SKm, jika meningkatnya jumlah balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas yang dipimpinnya, akibat kurangnya asupan gizi yang diberikan para ibu pada masa kehamilan, sehingga saat melahirkan berat badan bayi tidak normal seperti berat pada umumnya.

Faktor lain juga disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penting program Posyandu yang dilaksanakan Puskesmas di setiap desa dan kelurahan.

BACA JUGA:Banggar Bahas RAPBD 2023 Bersama OPD

BACA JUGA:BPKD Gelar FGD, Awali Pembentukan Raperda

"Mayoritas penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi yang diberikan kepada balita, termasuk kurangnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti kegiatan Posyandu. Akibat kedua faktor inilah yang membuat tingginya kasus balita kurang gizi  di wilayah Kecamatan Amen ini," kata Widya.

Dari 11 balita yang diketahui mengalami kurang gizi, tersebut tersebar di  di enam desa. Diantaranya, 2 kasus Pyambik, 3 kasus Talang Bunut, 2 kasus Selebar Jaya, 1 kasus Garut, 2 kasus Sukamarga, dan 1 kasus Nangai Tayau.

"Kasus gizi kurang terbanyak ditemukan di desa Talang Bunut yakni 3 kasus. Alhamdulillah, sejauh ini belum ada ditemukan kasus balita maupun anak yang mengalami gizi buruk," sampainya.

BACA JUGA:23.814 KPM Serbu Kantor POS

BACA JUGA:Pekan Depan RAPBD 2023 Ketok Palu

Menurut Widya, untuk penanganan terhadap belasan balita kasus gizi kurang tersebut juga membutuhkan peran semua stakeholder agar terus bersinergi untuk bersama-sama menurun dan menekankan kasus gizi kurang.

Terutama para orang tua harus bisa memberikan asupan gizi yang cukup mulai dari usia kandungan.

"Selain peran stakeholder dalam penanganan kasus gizi kurang maupun gizi buruk kami terus berupaya melalui kegiatan posyandu melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap bayi, balita hingga ibu hamil. Selain itu ada juga pemberian makanan tambahan," tutupnya. 

Sumber: