Ternyata Ini Penyebab Harga Telur Tinggi

Ternyata Ini Penyebab Harga Telur Tinggi

AZIS/CE Lokasi kandang ayam petelur milik Sulistiowati.--

REJANG LEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Melejitnya harga telur di pasaran saat ini, ternyata ikut dipengaruhinya harga pakan yang juga naik.

Dikatakan Sulistiowati (50) peternak telur ayam di Desa IV Suku Menanti Kecamatan Sindang Dataran mengatakan.

Jika kenaikan harga telur yang saat ini sudah mencapai Rp 50 ribu per karpetnya tersebut sudah sesuai dengan modal yang harus dikeluarkan pihaknya dalam usaha tersebut.

Bahkan menurutnya kenaikan tersebut baru dilaksanakan sejak dua bulan terakhir, yang tidak sesuai dengan kenaikan harga pakan ayam yang sudah dimulai sejak pandemi beberapa tahun yang lalu.

BACA JUGA:Pemkab Siapkan Umrah Gratis, Kuota Segini

BACA JUGA:Pemkab Gelar Family Gathering

"Memang sudah sewajarnya harga telur di pasaran tersebut naik, kenaikan harga telur tersebut karena dipengaruhi oleh harga pakan ayam," ujarnya.

Ia mengungkapkan sejak pandemi Covid 19 kemarin, harga pakan ayam tersebut sudah mengalami peningkatan harga, yang semula harganya hanya Rp 350 ribu per 50 kilogram.

Setelah pandemi harga pakan ayam tersebut sudah mencapai Rp 500 ribu per 50 kilogram, dalam artian kenaikan harga pakan ayam tersebut sudah mencapai 40 persen.

"Untuk jagung sendiri, sebelum pandemi harga jagung hanya berkisar Rp 3000 per kilogram akan tetapi pada pandemi harga jagung yakni sudah mencapai Rp 5000 per kilogramnya, dan juga dedak yang sebelum pandemi harganya masih berkisar Rp 1500 per kilogramnya, akan tetapi pada pandemi harga dedak tersebut sudah mencapai Rp. 3000 per kilonya," terangnya.

BACA JUGA:Fakta Pelaku Bobol ATM Bukan Orang Sembarangan, Ini Penjelasan Polisi

BACA JUGA:Grasstrack Tutup Perayaan HUT Kepahiang ke-19

Sulistiowati juga mengatakan bahwa selain dari faktor harga pakan ayam yang mahal, kenaikan telur tersebut juga dipengaruhi dari kenaikan harga bibit ayam petelur (Doc) tersebut.

Yang sebelum pandemi harganya masih berkisar Rp 3500 per kilogram, akan tetapi mulai pada pandemi lalu harga bibit tersebut sudah mencapai Rp 14.000 per kilogramnya.

Sumber: