Oknum Guru Dikabarkan Menghilang, Rupanya Ada di Sini

 Oknum Guru Dikabarkan Menghilang, Rupanya Ada di Sini

Pelaksanaan sidak Dikbud Rejang Lebong ke sekolah oknum guru yang tersandung kasus hukum.-aziz/ce-

REJANGLEBONG, CURUPEKSPRESS.COM - Sempat dikabarkan menghilang pasca tersandung kasus hukum di Mapolres Curup Rejang Lebong. Oknum guru salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Curup, Kabupaten Rejang Lebong berinisial RM rupanya tengah pulang kerumah keluarganya.

Diketahui oknum guru SD yang dilaporkan atas dugaan melakukan penipuan yang merugikan korbannya hingga ratusan juta ini tengah berada di Kabupaten Lebong

Demikian disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Rejang Lebong, Hanapi SPd MM usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SD oknum guru yang tersandung kasus hukum tersebut pada Senin 30 Oktober kemarin.

"Dari keterangan pihak sekolah tempatnya mengajar, jika dia (RM,red) sedang berada dirumah keluarganya di Lebong," ujar Hanapi kepada curupekspress.com.

BACA JUGA:

Disampaikan Hanapi terkait masalah yang menimpa oknum guru ini, sebenarnya oknum guru tersebut sudah melaporkan kasus yang dialaminya kepada pihak sekolah. Hanya saja pihak sekolah tidak dapat berbuat apa-apa lantaran kasus tersebut tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

Diketahui dari hasil sidak tersebut juga bahwa oknum guru berinisial RM ini diduga melakukan penipuan dengan memalsukan tanda tangan kepala sekolah yang juga menggunakan cap dan stempel dengan mengatasnamakan kepentingan sekolah. Sehingga korban dalam hal ini Guntur Cell merugi hingga ratusan juta.

 

"Pihak sekolah membenarkan kejadian tersebut dilakukan oleh oknum tersebut, bahkan pelaku sudah menemui kepala sekolah terkait permasalahan tersebut pada bulan Juli lalu, akan tetapi karena merasa tidak melakukan hal tersebut sehingga pihak sekolah tidak mau bertanggung jawab," ujar Sekdis Dikbud.

 

Dalam kasus ini pihak Dikbud juga sangat menyayangkan korban dalam hal ini tidak mengkroscek atau melakukan koordinasi ke pihak sekolah atas ulah oknum guru tersebut.

BACA JUGA:

"Kejadian tersebut terjadi pada bulan Februari lalu yang jumlahnya sangat fantastis mencapai 200 jutaan, sangat disayangkan jika korban tidak melakukan cross cek terlebih dahulu kepada pihak sekolah. Apalagi informasi yang kami terima bahwa oknum guru tersebut tidak sendirian dan ditemani oleh temannya yang berasal dari luar sekolah," jelas Sekdis.

 

Sumber: