Petani Kopi Disarankan Ubah Pola Panen
CE ONLINE - Kalangan petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong diajak dan disarankan untuk mengubah pola panen, yakni hanya memanen biji kopi yang sudah matang atau dikenal dengan petik merah. Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) SPI Bengkulu Hendarman atau panggilan akrabnya Alay, mengungkapkan jika saat ini sebanyak 3 Kecamatan sudah menerapkan kopi petik merah di wilayah Kabupaten Rejang Lebong.
"Untuk saat ini sebanyak 3 kecamatan yang sudah mulai menerapkan kopi petik merah salah satunya di Kecamatan Sindang Kelingi, Selupu Rejang, dan Bengkok, perlahan tapi pasti ya walaupun ada sebagian kecamatan seperti di bermani ulu masih banyak petani yang memanen kopi dengan cara merontokkan seluruh buah sebenarnya cara seperti itu merugikan petani," ungkapnya saat ditemui CE, (20/12).
Menurut dia, ada beberapa kerugian bagi petani jika melakukan panen dengan mengambil seluruh buah.
"Kerugian pertama dari sisi kualitas komoditas kemudian, saat panen tercampur dengan biji yang belum matang, akibatnya kualitas dan cita rasa kopi menjadi rendah," katanya.
Selain itu Alay juga mengatakan jika kebanyakan dari pelaku usaha kopi seperti restoran, kafe, dan eksportir, biasanya enggan mengambil komoditas yang asal panen. Sebabnya, berkaitan dengan kualitas produk yang mereka sediakan kepada konsumen.
"Harga biji kopi juga menjadi lebih murah contohnya, kopi panen asal-asalan hanya bisa dijual tak lebih dari Rp 20.000 per kilogram, sedangkan petik merah bisa lebih dari Rp 40.000 per kilogram," katanya.
Maka dari itu ia mengajak seluruh Masyarakat dan pemuda petani untuk bisa menerapkan hasil petik merah sehingga produksi bisa diakomodir dengan baik sehingga kualitas kopi yang beredar di pasaran layak dikonsumsi.
"Kualitas segelas kopi itu 60 persen tergantung penanganan petani, 30 persen tergantung keahlian roaster, dan 10 persen tergantung kemampuan barista. Perumpamaannya seperti yang dialami salah satu pemilik cafe di Rejang Lebong begini, kalau kualitas kopi jelek yang paling cerewet itu barista, pasti dia ngomelin roaster, sedangkan para roaster seperti mereka tidak mungkin marah ke petani," tuturnya.
Kendati demikian Alay bersama Anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) Rejang Lebong, akan terus mensosialisasikan serta memberikan sedikit manfaat dari memetik merah biji kopi sehingga para petani tidak harus pusing menjual ke pengepul dengan harga yang terkadang tidak stabil. (CW1).
IKUTI JUGA AKUN MEDIA SOSIAL CE DIBAWAH INI:
Sumber: