Diangkat Jadi THL, Sopir Puskesmas Tak Pernah Masuk Kerja

Diangkat Jadi THL, Sopir Puskesmas Tak Pernah Masuk Kerja

Pelayanan Puskesmas Tak Maksimal

CURUP, CE - Pasca diangkat jadi sopir sejak Januari 2020, oknum Suami salah satu Kepala Puskesmas di Kabupaten Rejang Lebong tak pernah masuk kerja. Mirisnya, oknum Suami Kapus tersebut rutin menerima honor setiap bulannya dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang dikelola Puskesmas.

Informasi diperoleh wartawan, akibat hal tersebut membuat staf Puskesmas menjadi kewalahan terutama dalam hal memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat seperti pelayanan kesehatan ke desa, kemudian mengantar pasien untuk dirujuk ke RSUD dan perjalanan ke Dinkes ataupun melaksanakan sosialisasi dan surveilans di wilayah kerja Puskesmas. Pasalnya, tugas yang seharus nya dilakukan oleh oknum Sopir tersebut harus dikerjakan bergantian oleh beberapa staf. Hal itu juga, membuat pelayanan tidak maksimal karena tidak adanya Supir Puskesmas yang standby karena harus menunggu atau mencari dulu staf Puskesmas yang bisa mengendarai Pusling.

Selain itu, meski tidak pernah bekerja oknum Supir juga diduga kerap ikut campur dalam urusan manajemen di Puskesmas dengan menebar teror dan ancaman kepada staf Puskesmas bahwasannya bila tidak tunduk dengan apapun kebijakan Kapus maka akan dipindahtugaskan ke tempat lain. Hal ini juga disinyalir berkaitan dengan dipindahkannya Dokter Umum dan Petugas Surveilans di Puskesmas. Sehingga terjadi kekosongan SDM Dokter Umum PNS yang menyebabkan tidak maksimal nya pelayanan kesehatan. Begitu juga dengan petugas Surveilans yang dipindahtugaskan. Penanganan covid-19, kenaikan kasus chikungunya dan DBD di wilayah Curup Utara yang menjadi tugas petugas Surveilans menjadi tidak maksimal karena harus diteruskan oleh petugas yang baru dan masih harus belajar. Kepada staf Puskesmas oknum tersebut juga mengancam akan memindahkan 3 orang staf lagi dalam waktu dekat. Permasalahan tersebut telah mereka sampaikan secara langsung dan tersurat kepada Dinkes RL namun belum ada hasilnya.

Menanggapi hal tersebut, Sekda Rejang Lebong H RA Denni SH MM mengatakan bahwa pihaknya akan mengecek kebenaran informasi tersebut. Jika benar, hal tersebut seharusnya tidak terjadi.

"Kita belum menerima laporan. Tapi bakal kita cek. Seharusnya itu tidak terjadi jika memang benar seperti itu," pungkasnya. (CE5)

Sumber: