Hidup Senang dan Rezeki Melimpah, UAS : Hati-hati Ujian Berbalut Kenikmatan

 Hidup Senang dan Rezeki Melimpah, UAS : Hati-hati Ujian Berbalut Kenikmatan

UAS-ist-

CURUPEKSPRESS.COM - Ternyata, tidak selalu ujian hidup itu berupa kesusahan, kesakitan ataupun penderitaan.

Kadang Allah juga memberikan ujian dalam bentuk kenikmatan, kesenangan dan kegembiraan hidup.

Faktanya, jenis ujian seperti ini yang justru sangat membahayakan. Pasalnya banyak manusia yang tidak menyadari bahwa nikmat yang sedang ia alami dan rasakan itu adalah sebuah ujian dari Allah Subhanahu wa taala.

Da'i kondang asal Pekan Baru, Ustadz Abdul Somad atau UAS mengatakan jika ujian yang paling mengerikan adalah ujian berupa kenikmatan dalam hidup.

Ceramah itu disampaikan UAS dalam video di akun snack video @HijrahDanTaqwa.

Mengapa orang yang taat kepada Allah, dia mendirikan shalat, melaksanakan puasa, menunaikan zakat, dan mengaji tetapi hidupnya susah, penuh dengan kesakitan dan penuh dengan penderitaan.

BACA JUGA:

Tetapi mengapa sebaliknya, para peminum khamr, pelaku zina, koruptor, penipu, pembohong hidupnya tenang, hidupnya senang, perutnya kenyang, dan mengapa tidak ada kesusahan.

Maka sesungguhnya, mereka sedang di azab oleh Allah Subhanahu wa taala. Azab yang lebih mengerikan daripada penyakit, azab yang berbalut nikmat disebut dengen Istidraj namanya.

Bukankah Nabi Muhammad pernah berkata yang artinya, 'Allah memberikan nikmat kepada orang-orang dzalim'.

Orang yang dzalim itu diulur dengan nikmat, ketika Allah mengazab mereka tidak sedikitpun ada lagi kesempatan mereka untuk masuk ke dalam surga Allah. Karena kenikmatan sudah habis mereka habiskan di dunia.

BACA JUGA:

Sebaliknya ada orang yang semasa di dunia penuh dengan penderitaan, sampai dia berjalan di atas muka bumi, tidak ada dosanya walaupun setetes, walaupun seujung kuku, seujung rambut, seujung telapak kaki semut yang hitam di atas batu yang gelap, ditengah malah yang gelap, sudah dihapuskan oleh Allah. 

"Mari kita berpikir, bukan dengan cara pandang kita, tapi berpikir menurut cara pandang Allah Subhanahu wa taala," demikian UAS. 

Sumber: