Pentingnya Mengajarkan Anak Literasi Keuangan Sejak Dini, Agar Punya Tabungan Masa Depan

Pentingnya Mengajarkan Anak Literasi Keuangan Sejak Dini, Agar Punya Tabungan Masa Depan

ILUSTRASI/NET --

PENDIDIKAN, CURUPEKSPRESS.COM - Pengertian literasi sendiri merupakan  pondasi atau dasar utama yang berhubungan dengan kemampuan bahasa dan komunikasi.

Anak perlu diajarkan mengenai literasi sejak dini untuk menambah wawasan, sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Literasi tersebut juga tidak hanya yang berkaitan dengan pendidikan, namun juga keuangan.

 

Sayangnya, kemampuan literasi anak di Indonesia masih termasuk rendah, sehingga dibutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak.

Untuk itu, sudah saatnya kamu para orangtua masa kini yang bergerak untuk meningkatkan literasi generasi penerus bangsa. 

 

Banyak orang tua belum merasa perlu mengenalkan konsep keuangan kepada anak karena merasa usianya belum cukup untuk mengerti topik ini.

Konsep keuangan sederhana sebenarnya sudah bisa Anda kenalkan sejak usia anak 3 tahu.

BACA JUGA:

 

Literasi keuangan sangat diperlukan  dalam mendidik anak agar sadar dan paham tentang bagaimana cara mengelola keuangan secara bijak dan sesuai kebutuhan. Itulah sebabnya literasi keuangan harus dikenalkan pada anak sedini mungkin.

Adapun manfaatnya sebagai berikut.

1. Membantu anak bijak dan cerdas memahami bagaimana mengelola uang.

2. Membantu anak untuk mengamankan masa depannya.

3. Anak memahami mana needs dan wants

4. Aank belajar mengontrol diri, dan mencegah gangguan mental di masa depan.

 

Sebaiknya membaca keterampilan finansial untuk anak usia dini, harus memperhatikan karakteristik perkembangan anak, karakteristik keluarga, dan budaya serta pengalaman keuangan dasar yang mandiri dari keluarga selain itu juga memastikan partisipasi keluarga dalam pendidikan literasi keuangan.

 

Berikut ini cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan literasi keuangan pada anak usia dini:

BACA JUGA:

 

1. Memperkenalkan anak nilai uang sejak dini.

2. Memberikan uang jajan secukupnya kepada anak sesuai dengan kebutuhan.

3. Membiasakan anak menabung, sediakan tempat untuk menyimpan uang tabungannya (bisa juga guru mengajak anak menyimpan celengannya di sekolah).

4. Mengajak anak berbelanja sehingga anak melihat cara orang tua atau orang dewasa berbelanja.

5. Guru juga dapat memfasilitasi anak bermain sosio-drama, memainkan peran penjual dan pembeli di pasar, warung, dan sebagainya, guru menyediakan berbagai aktivitas bermain, seperti menghubungkan benda dengan gambar uang sesuai harga benda tersebut, serta bermain menukar barang di dalam kotak sesuai dengan yang dibutuhkan anak menggunakan uang mainan.

6. Mengajak anak menyimpan uang di bank atas namanya sendiri (membuka rekening tabungan), melihat langsung aktivitas di bank, atau bermain peran menirukan aktivitas di bank.

7. Biasakan anak untuk berbagi.

8. Mengajak anak menyusun daftar belanja melalui permainan. Hal ini bisa dilakukan pada saat anak berbelanja bersama orang tua sesuai kebutuhan.

9. Membangun ketrampilan kewirausahaan sejak dini melalui berbagai aktivitas di sekolah, seperti mengajak anak membuat benda yang bisa dijual untuk mendapatkan uang pada acara sekolah, misalnya meronce gelang dari manik-manik dan membuat salad buah.

Sumber: